Pupuk Indonesia Siap Garap Proyek Green Ammonia dan Blue Ammonia

1 April 2023, 17:49 WIB
Ilustrasi - PT Pupuk Indonesia siap mengembangkan industri green ammonia dan blue ammonia atau amonia hijau dan biru di Indonesia dengan mengadaptasi teknologi dari Jepang dan Jerman. /Pixabay/Free-Photos/

PR TASIKMALAYA – PT Pupuk Indonesia masih gencar melakukan inovasi. Hal ini dalam rangka mengembangkan energi bersih untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE). Dalam hal ini, PT Pupuk Indonesia tengah siap mengembangkan industri green ammonia dan blue ammonia di Indonesia dengan mengadaptasi teknologi dari Jepang dan Jerman.

Berkenaan dengan itu, PT Pupuk Indonesia memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk bekerja sama merealisasikan proyek energi bersih ini. Hal tersebut menunjukkan komitmen perusahaan untuk mendukung program pemerintah perihal transisi energi.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA, langkah PT Pupuk Indonesia dalam mengembangkan energi bersih dari pengembangan ekosistem ammonia mendapat dukungan dari Jepang dan Jerman.

"Kami terus melakukan pengembangan dengan cost yang efisien. Salah satu strategi dalam transisi energi adalah green ammonia yang menjadi fokus perusahaan saat ini," ujar Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan saat memberikan keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Baca Juga: Persiapan Operasi Ketupat 2023, Polri Pastikan Jalur Mudik Lebaran Siap Dilewati

Sementara itu, Kementerian Ekonomi, Industri, dan Perdagangan Jepang (METI) menilai bahwa pengembangan ekosistem ammonia bersih merupakan langkah strategis dalam rangka dekarbonisasi. Dalam hal ini, dekarbonisasi memiliki beberapa keuntungan yaitu menjaga kelestarian lingkungan, ketahanan energi, hingga potensi ekonomi seperti membuka lapangan kerja.

Direktur Fuel Ammonia, Petroleum and LNG Policy, Agency for Natural Resource and Energy METI, Masashi Watanabe menerangkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan ekosistem anomia bersih ini.

"Hal ini sudah terimplementasi di Jepang. Kami bahkan memproyeksikan peningkatan permintaan amonia hingga 30 juta ton pada tahun 2050 mendatang. Indonesia bisa berperan dalam menjadi pemasok amonia ini," ujar Masashi menambahkan keterangannya.

Menurutnya, pengembangan ekosistem ammonia bersih ini lebih efektif mengurangi emisi. Adapun angka prosentasinya mencapai 60 persen lebih besar daripada teknologi co-firing. Ia juga menyampaikan bahwa dirinya akan melakukan dukungan penuh agar Indonesia dapat merealisasikan proyek ini.

Baca Juga: Persiapan Operasi Ketupat 2023, Polri Pastikan Jalur Mudik Lebaran Siap Dilewati

Sementara itu, dukungan juga datang dari Jerman. Bratin Roy, selaku Vice President Industry Services, TÜV SÜD South Asia memberikan keterangan bernada serupa. Ia menjelaskan bahwa Indonesia berpotensi memiliki pengembangan ammonia yang besar.

"Indonesia seperti negara Asia lainnya mempunyai potensi pengembangan clean ammonia yang besar. Untuk itu, kami bersama Pupuk Indonesia melakukan kajian bersama untuk meningkatkan standardisasi hasil green ammonia dan memastikan langkah ini benar benar bisa mencapai target pengurangan emisi global," pungkasnya.

Menurutnya, proyek green ammonia dan blue ammonia berpotensi menjadi bahan baku pupuk di masa depan. Ia melanjutkan, ammonia jenis ini memiliki karbon yang rendah sehingga lebih ramah lingkungan. Adapun tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu perihal permodalan dan investasi. Di sisi lain, upaya peningkatan standardisasi juga perlu menjadi perhatian agar mendapatkan hasil yang maksimal.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler