Bocorkan Perjalanan Reklamasi di Pantai Ancol, Seorang Nelayan: Dulu Tidak Seperti Sekarang ini

12 Juli 2020, 11:00 WIB
Dokumentasi sebuah ekskavator meratakan pasir di proyek reklamasi Pantai Ancol, Jakarta Utara. (Antara/Andika Wahyu) /

PR TASIKMALAYA - Daeng Darwis, seorang nelayan yang telah mengoperasikan kapal di teluk Jakarta sejak puluhan tahun silam membocorkan perjalanan reklamasi di pantai Ancol.

Ia menyebut bahwa kegiatan reklamasi itu telah dilakukan sejak belasan tahun yang lalu.

Hal itu membuat kondisi pantai Ancol jauh seperti dulu dan kini sudah berbeda.

Baca Juga: Awalnya Miliki Dugaan Perampokan, Polda Metro Jaya Sebut Kematian Editor Metro TV Penuh Kejanggalan

"Dulunya di sini semua laut, belum seperti sekarang ini," kata salah seorang nelayan, Daeng Darwis kepada Kantor Berita Antara.

Menurut keterangannya, saat itu Daeng dan sejumlah nelayan lainnya bekerja dengan menyewakan kapal yang mengangkut para pekerja reklamasi untuk memindahkan pasir pantai dari tongkang ke kapal kecil, menuju pantai Ancol.

Setiap hari truk-truk mengangkut lumpur sungai dan dibuang ke lokasi reklamasi di pesisir pantai Ancol.

Hal itu membuat pantai Ancol terus menghilang seiring berjalannya waktu dan terus dilakukan penimbunan hingga saat ini.

Baca Juga: Para Arkeolog Temukan Kerangka Manusia Zaman Besi, Diduga Telah Terkubur 4.000 Tahun yang Lalu

Tak hanya Dieng, nelayan lain seperti Reza mengakui terkait perkembangan reklamasi di pantai Ancol.

Dan akibat reklamasi itu, puluhan nelayan itu merasakan dampak karena semakin susahnya akses mereka untuk mendapatkan tempat berlabuh kapal.

"Sebagian besar nelayan paham dampak reklamasi, tetapi tidak tahu menyampaikan harapan dan masukan kepada siapa," kata Reza dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Gubernur DKI Jakarta Anies Basweadn pun mengakui bahwa tanah yang sekarang timbul di kawasan Ancol meripakan hasil pengerukan waduk dan sungai yang sudah dilakukan sejak 11 tahun yang lalu.

Baca Juga: Orang Tuangnya Sibuk Berpesta di Lantai Bawah Rumah, Seorang Bayi Tewas Diserang Anjing di Kamarnya

"Lumpur itu ditaruh di kawasan Ancol dan proses ini sudah berlangsung cukup panjang. Bahkan menghasilkan lumpur yang amat banyak 3,4 juta meter kubik," jelas Anies.

Lumpur ini lalu ia sebut biisa dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan Ancol.

Kegiatan reklamasi pun dia nilai dapat melindungi warga Jakarta dari bencana banjir.

Sementara itu, Anies mengeluarkan Keputusan Gubernur Nomor 237 tahun 2020 pada 24 Februari 2020 tentang izin pelaksanaan perluasan kawasan rekreasi dunia fantasi seluas 35 hektar dan Taman Impian Jaya Ancol Timur seluas 120 hektar ***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler