PR TASIKMALAYA - Kasus pembunuhan seorang ibu dan anak di Subang yang jasadnya ditemukan dalam mobil Alphard, sudah satu bulan berjalan.
Pihak Bareskrim polri bahkan harus turun tangan untuk melakukan penyelidikan, dan juga pendalaman dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Magician Denny Darko yang sebelumnya pernah menerawang siapa pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, mendapat banyak pertanyaan mengapa pelakunya tidak dihipnosis saja?
Baca Juga: Denny Darko Sebut Natasha Wilona dan Verrel Bramasta Bisa Kembali Bersama Asal Lakukan Hal Ini
Denny Darko menjawab dengan kartu tarotnya, mengapa hipnosis tidak dipergunakan dalam kasus ini dan bagaimana caranya jika harus digunakan.
Kartu pertama yang dibukanya yaitu 'Two of Cups', dan artinya ada dua orang yang keinginannya sama.
Ia menambahkan hipnotis tidak bisa dilakukan, jika orang yang dihipnotis tidak memberikan persetujuan.
Ahli tarot itu kemudian memberikan dua fakta yang terjadi tentang hipnosis.
Pertama tidak ada yang namanya hipnosis, yang ada adalah self hypnosis. Jadi tidak ada seorang pun yang bisa menyuruh orang masuk ke alam sadarnya.
"Orang ini hanya memberikan sugesti, agar orang itu masuk ke alam sadar," kata Denny, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Denny Darko pada 20 September 2021.
Baca Juga: Wenny Ariani Laporkan Rezky Aditya Atas Dugaan Penelantaran Anak, Denny Darko: Sepertinya...
Kedua hipnosis yang dikenal orang-orang mungkin hanya ada di tayangan TV, sedangkan hipnosis yang sebenarnya mempunyai arti yang luas.
Jika orang yang dihipnosis menolak, maka dia harus dibujuk dengan memberikan sugesti untuk masuk ke alam sadarnya.
Karena jika harus dipaksa, bisa jadi dia memberikan hasil yang membuat rancu pengumpulan data dan fakta.
Denny Darko mengatakan, jika penggunaan hipnosis di Indonesia belum diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Jika cara ini dianggap efektif kedepannya, diharapkan hipnosis ini dapat membantu memudahkan proses pengumpulan barang bukti dalam penyelidikan.
Teknik yang digunakan disebut cognitive interviewing, yaitu metode untuk mengetahui bagaimana informasi ditangkap dan dikeluarkan.
Teknik ini sudah digunakan sejak lama oleh beberapa psikolog forensik, polisi, dan manajer HR untuk mewawancara.
Ahli tarot itu kemudian menjelaskan tiga bukti yang dapat ditemukan dalam melakukan hipnosis ini.
Pertama adalah memory recalling, yaitu mencoba mengingat kembali sebuah kejadian dengan mengekstrak memori yang ada.
Kedua adalah evidence corporation, yaitu mencari bukti untuk menguatkan sebuah tuduhan yang terjadi kepada seseorang.
Ketiga adalah facial identity reconstruction, yaitu mengenali wajah seseorang untuk menentukan secara spesifik siapa dan seperti apa orang itu.
Denny Darko mengatakan seorang hipnotis forensik harus bekerjasama dengan pihak lainnya, untuk membantunya dalam proses pencarian barang bukti.
"Seseorang saat akan melakukan pembunuhan, apalagi terencana. Maka ia harus berpikir agar yang dilakukannya tidak dapat diketahui," ujar Denny.
"Dan ini cara yang sama saat seorang pesulap seperti saya merencanakan sebuah pertunjukan, agar orang-orang mendapatkan impresi dari saya," lanjutnya.
Ia pun siap membantu proses penyelidikan, jika memang dibutuhkan.***