Tak Sesuai Bhineka Tunggal Ika, Jokowi: Praktik Keagamaan Eksklusif Harus Kita Hindari

7 April 2021, 12:50 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sikap eksklusif dan tertutup tidak sesuai dengan bhineka tunggal ika. /Ninding Permana/ragamindonesia.com/Dok.setpres

 

PR TASIKMALAYA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sikap eksklusif dan tertutup tidak sesuai dengan bhineka tunggal ika.

Karena menurut Jokowi sikap tersebut dapat merusak sendi kebangsaan Indonesia bhineka tunggal ika.

Hal tersebut juga berlaku pada praktik keagamaan. Jokowi menilai bahwa praktik keagamaan yang eksklusif harus dihindari karena tidak sesuai dengan bhineka tunggal ika.

Baca Juga: RANS Cilegon FC Lakukan Seleksi Tahap Akhir dan 100 Pemain Diundang, Tiket Pesawat dan Penginapan Ditanggung

Terkait itu disampaikan Jokowi pada peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 2021 pada Rabu, 7 April 2021, melalui Video Conference.

“Sikap tertutup, sikap eksklusif adalah sikap yang tidak sesuai dengan bhineka tunggal ika,” ujar Jokowi, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

“Sikap tertutup akan merusak sendi kebangsaan kita. Praktik keagamaan eksklusif, tertutup, harus kita hindari,” sambungnya.

Baca Juga: Fahri Hamzah: Telegram Kapolri Yang Sudah Dibatalkan adalah Kritik Kepada Pers Kita

Jokowi juga menjelaskan bahwasannya praktik keagamaan yang eksklusif dapat menyebabkan pertentangan.

Sehingga menurutnya kita harus melaksanakan sikap membuka diri terhadap perbedaan, termasuk perbedaan soal keagamaan.

Oleh karena itu, dia mengajak pada pimpinan dan juga keluarga besar LDII untuk menyuarakan sikap toleransi dalam kehidupan sosial beragama.

Baca Juga: Anji Kritik Julian Jacob Soal Royalti Musik: Nggak Gitu Maksudnya!

“Untuk selalu melaksanakan sikap terbuka terhadap perbedaan-perbedaan untuk bergaul, bergotong royong bersama dalam perbedaan, termasuk perbedaan pandangan keagamaan,” kata Jokowi.

Ia pun menegaskan bahwa pemerintahannya akan selalu berupaya agar tindakan yang anti toleransi hilang di Indonesia.

Dalam hal ini, pemerintah juga akan berupaya mendorong moderasi beragama.

Baca Juga: Preview Perempat Final Liga Champions Eropa: Porto vs Chelsea

“Sikap keras dalam beragama yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat tidak boleh ada di negeri yang kita cintai,” tegas Jokowi.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler