PR TASIKMALAYA - Profesor Zubairi Djoerban menyatakan keberatannya terkait dengan sekolah tatap muka.
Keberatan tersebut Profesor Zubairi Djoerban ungkapkan melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada Selasa, 6 April 2021.
“Maaf mengatakan ini: banyak anak kehilangan ortu selama pandemi. Di sisi lain, kematian anak karena Covid-19 juga tinggi, plus klaster sekolah bermunculan,” kata Profesor Zubairi Djoerban.
Profesor Zubairi Djoerban kemudian menegaskan, pentingnya memperhatikan poin-poin tingginya kematian anak karena Covid-19 dan kematian orang tua karena Covid-19.
“Rasanya, poin-poin ini perlu diperhatikan saat sekolah mau dibuka, sementara positivity rate kita masih di atas 10 persen,” ujar Profesor Zubairi Djoerban.
Meski demikian, Profesor Zubairi Djoerban tidak melarang apabila sekolah dibuka.
“Saya sudah mengatakan hal ini berulang kali dan tidak bisa melarang juga sekolah dibuka lagi,” lugasnya.
Profesor Zubairi Djoerban berharap, dengan diterapkannya sekolah tatap muka diterapkan pula monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan tersebut.
Sehingga kebijakan sekolah tatap muka, tetap dilaksanakan dengan ketat.
“Saya hanya berharap adanya monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan ini. semoga dalam pelaksanaannya mitigasi dan pengawasannya amat ketat. Bismillah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah mengembalikan siswa untuk kembali belajar tatap muka di sekolah.
“Prioritas kita nomor satu adalah mengembalikan anak belajar tatap muka. Walaupun sebagus-bagusnya pendidikan jarak jauh, tidak mungkin seoptimal pembelajaran tatap muka,” kata Nadiem Makarim seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA pada Selasa, 6 April 2021.
Oleh karena itu, Kemendikbud melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat, guna menerapkan kebijakan sekolah tatap muka.***