PR TASIKMALAYA- Pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko terkait ideologi Demokrat, langsung dibantah oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bantahan SBY terhadap pernyataan Moeldoko soal idelogi partai Demokrat itu, diungkapkan melalui unggahan video dalam akun Twitter milik Politisi Demokrat Andi Arief.
Dalam video tersebut disampaikan, mengingat kader Demokrat yang majemuk, SBY pun menegaskan bahwa partainya itu merupakan Partai Tengah.
Sebelumnya, melalui kemunculan perdananya pasca KLB Demokrat di Deli Serdang, Moeldoko dalam keterangannya menyebut bahwa pertarungan ideologis menguat menjelang tahun politik 2024, termasuk pertarungan ideologi di tubuh Demokrat.
Hal itu sontak membuat sejumlah kader Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berekasi.
Sebagaimana diberitakan Mantrasukabumi.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "SBY Bantah KSP Moeldoko: Partai Demokrat itu Partai Tengah, Berat bagi Demokrat Kami Tak Suka Polarisasi", SBY pun kemudian langsung menanggapi ucapakn Moeldoko tersebut.
"Perlu diketahui bahwa Partai Demokrat itu Partai Tengah," kata SBY seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @Andiarief__ pada Senin, 29 Maret 2021.
"Kami menghormati pluralisme dan kader-kader Demokrat itu sangat majemuk, dari Sabang sampai Merauke," ujarnya.
SBY juga mengungkapkan bahwa Demokrat itu, sebarannya luas, berbeda kultur, berbeda agama, aliran politik, bahkan ideologi.
"Gubernur Aceh adalah Kader Demokrat, Demokrat kuat di Aceh, Gubernur Papua juga adalah Kader Demokrat, Demokrat juga kuat di Papua, sebarannya luas, berbeda kultur, berbeda agama, aliran politik, bahkan ideologi," tuturnya.
Karena keadaan Partainya yang majemuk, SBY merasa khawatir jika di masa depan politik Indonesia makin terpolarisasi, dan politik identitas semakin kental.
"Nah dengan kenyataan seperti itu yang terberat adalah apabila di masa depan politik Indonesia makin terpolarisasi, dan politik identitas semakin kental," ucapnya.
Maka kata SBY, polarisasi itu akan berat bagi Demokrat, sebab Demokrat itu tidak suka Polarisasi.
"Berat bagi Demokrat, kami tidak suka Polarisasi itu, pilih kiri atau kanan, Nasionalis atau Islam dan sebagainya," ujarnya.
Sebab, SBY menyebut bahwa ideologi Demokrat adalah pertengahan, yakni Nasionalis-Religius.
"Dan ingat Demokrat itu adalah Partai Nasionalis Religius, itu garis Ideologi Kami," katanya.
SBY mengungkapkan, jika sampai Nasionalis dan Religius terbelah, maka hal itu menjadi sebab beratnya tantangan Demokrat kedepan.
"Begitu terbelahnya, divided-nya politik kita, berat bagi Demokrat nanti," tandasnya.***(Sofar Syaoqi H/Mantrasukabumi.Pikiran-Rakyat.com)