Ucap Bahaya Adanya Wacana Presiden Tiga Periode, Salim Said: yang Akan Dukung Ramai-ramai Itu Para Oligarki

15 Maret 2021, 12:50 WIB
Prof Salim Said sebut wacana penambahan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode sebagai usulan berbahaya.* /ANTARA FOTO/Reno Esnir

PR TASIKMALAYA- Mencuatnya wacana penambahan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode turut juga disoroti oleh Guru Besar Ilmu Politik, Prof Salim Said.

Tanggapan perihal Presiden tiga periode itu dipaparkan Salim Said ketika ia menjadi bintang tamu di kanal video berbagi YouTube Karni Ilyas Club.

Dalam pernyataannya itu, Salim Said menuturkan bahwa wacana penambahan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode itu bukan hanya terjadi di pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Yakin Tidak Disahkan, Jansen Sitindaon: Kalau 50 Persen DPC dan DPD Datang, Masih Mendinglah Disebut KLB

Seperti diketahui, usulan Presiden tiga periode itu sebelumnya sempat muncul pada Desember lalu, namun langsung ditegaskan Presiden Jokowi untuk menolak usulan tersebut.

Kini, wacana itu kembali ramai diperbincangkan setelah mantan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengusulkan untuk mengamandemen UUD 1945 terkait perubahan masa jabatan Presiden.

Sebagaimana diberitakan Bekasi.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Wacana Presiden 3 Periode Juga Pernah Muncul di Pemerintahan SBY, Salim Said: 'Apa-apaan Itu si Ruhut'", Salim Said langsung memberikan tanggapannya.

Baca Juga: Cerita Kocak Gubernur DKI Jakarta Ketika di Warkop, Warga: Bapak Wajahnya Mirip Sekali Pak Anies Baswedan

Salim Said menyatakan kalau boleh membanggakan diri, sebelumnya dia pernah menjadi anggota MPR selama sembilan bulan sebelum peralihan dari masa Orde Baru ke Orde Reformasi.

Disampaikan Salim Said, perjuangan yang dia lakukan saat itu adalah meyakinkan teman-temannya untuk membuat TAP MPR (Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat) guna membatasi masa jabatan presiden dan akhirnya perjuangan itu berhasil, tetapi salah.

"Salahnya di mana? Perubahan masa jabatan presiden harus amandemen bukan TAP MPR, tapi semangat itu terbawa dan berhasil kan," ucap Salim Said.

Baca Juga: Sebut Isu Lama, Hidayat Nur Wahid: Pimpinan MPR Tidak Ada Agenda Perpanjang Masa Jabatan Presiden 3 Periode

"Nah sekarang ada lagi yang bilang, 'kita ubah lagi, Pak Jokowi supaya 3 periode'," kata Salim Said, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Senin, 15 Maret 2021.

Dia menyebut, wacana masa jabatan presiden 3 periode bukan hal yang baru, hal itu juga pernah digaungkan pada masa pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar diperpanjang masa jabatannya.

Akan tetapi, diungkapkan olehnya, yang berbicara soal wacana tersebut saat ini sudah tidak berada di Partai Demokrat, yakni Ruhut Sitompul yang sekarang menjadi kader PDIP.

Baca Juga: Sebut Isu Lama, Hidayat Nur Wahid: Pimpinan MPR Tidak Ada Agenda Perpanjang Masa Jabatan Presiden 3 Periode

"Ruhut itu dari Partai Golkar ke Partai Demokrat, sekarang di PDIP. Jadi saya bilang di WA saya, ya bisa aja si, siapa namanya yang mengusulkan itu namanya Puyo (Arief Poyuono), kerja sama saja dengan Ruhut, dia ahli mengusulkan tiga masa periode pemerintah," ucapnya.

Karni Ilyas, selaku pemilik podcast tersebut, menimpali bahwa mereka hanya mengusulkan saja tanpa ada tindakan apa pun yang diambil.

"Ya kita tidak tahu. Bung, kepentingan-kepentingan di Indonesia ini kan macam-macam. Saya masih ingat teman saya, Sabam Sirait, maki-maki dia, sebab dia kan ikut dalam proses amandemen, 'Apa-apaan si Ruhut itu'," ujar Salim Said.

Baca Juga: Rocky Gerung Soroti 'Makna' di Balik Pertemuan Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto di Hambalang

Dia menjelaskan maksudnya dan berharap bahwa bangsa Indonesia ini bisa selamat tanpa adanya pengubahan konstitusi yang terjadi.

Sehingga masa jabatan tidak berubah menjadi 3 kali masa jabatan, menurutnya itu hal yang berbahaya.

"Bahayanya apa? yang akan mendukung beramai-ramai itu adalah para oligarki yang memiliki kepentingan masing-masing," katanya.

Baca Juga: Berhembus Dugaan Moeldoko Mengundurkan Diri dari KSP, Akbar Faisal: Katanya Ada Empat Calon Penggantinya

Salim Said menuturkan dalam wawancara sebelumnya, dia menyatakan persetujuannya terhadap pernyataan dari mantan Menteri Ekonomi, Kwik Kian Gie yang takut untuk menyampaikan pendapat.

Dipaparkan olehnya bahwa saat ini tidak dimengerti siapa yang sebenarnya memiliki kuasa dan siapa yang akan menangkap.

"Pak Jokowi bilang minta dikritik, saya bilang Pak Jokowi itu orang baik, kita kritik dia tidak apa-apa. Tapi ada kepentingan lain yang terganggu, kita bisa dibuat susah oleh orang itu. Itulah masalah di Indonesia, itu akibat kalau kita oligarki," ujar Salim Said.***(M Hafni Ali Fahmi/Bekasi.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler