Waspada Varian Baru Virus Corona yang Lebih Mudah Menular, Berikut Penjelasan Prof. Zubairi Djoerban

26 Desember 2020, 08:15 WIB
Ilustrasi Virus Corona /MSTORK/Pixabay

PR TASIKMALAYA – Dunia dihebohkan dengan varian baru virus corona. Pasalnya, virus tersebut mudah menular dengan peluang kemungkinan sebesar 70 persen.

Varian baru dari virus Covid-19 tersebut, berasal dari Inggris. Bahkan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan, Inggris akan menghadapi masa-masa sulit karena adanya penyebaran virus varian baru tersebut.

“Saya tahu bahwa ini sangat sulit selama beberapa minggu terakhir, dan saya harus memberitahu masyarakat, itu akan terus sulit, karena kecepatan penyebaran varian baru,” pungkasnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.

Baca Juga: Ditanya Soal HRS, Jenderal Hendropriyono: Suburnya Radikalisme Karena Masyarakat Mabuk Agama

Bukan hanya Inggris, cepatnya penyebaran virus varian terbaru tersebut membuat beberapa negara di Eropa melakukan penutupan perbatasan, serta melakukan pemberhentian akses transportasi dari dan ke negara Inggris.

Menurut Prof. Dr. Dr. Zubairi Djoerban, selaku spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia, varian virus Corona tersebut sebenarnya telah ada sejak 20 September lalu, namun baru disadari keberadaannya akhir-akhir ini.

Hal tersebut diuangkapkannya dalam akun Twitter peribadinya @ProfesorZubairi.

“Saya mau bicara soal varian baru virus korona, yang sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu,” tulisnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter pribadi Prof. Zubairi Djoerban @ProfesorZubairi.

Baca Juga: Tetap Kritik Tindakannya terhadap Palestina, Turki Inginkan Hubungan yang lebih Baik Dengan Israel

Prof. Zubairi menjelaskan, virus tersebut memiliki kemampuan infeksi yang lebih tinggi, dan cenderung lebih mudah menular utamanya kepada anak-anak.

“Varian baru ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi yang lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak,” jelasnya.

Prof. Zubairi menjelaskan, bahwa virus varian baru ini masih tetap bisa terdeteksi dengan tes PCR.

“Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir. Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus korona) berbeda. Sehingga, varian baru ini masih bisa dideteksi tes PCR,” pungkasnya.

Baca Juga: Ingatkan Seluruh Penyelenggara Negara Jauhi Korupsi, Ketua KPK Singgung Soal ‘Taktik' Sinterklas

Lebih lanjut, Pro. Zubairi menegaskan, meski adanya vaksin, tetap saja harus menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dengan lebih disiplin lagi.

“Kemudian, apakah akan mempengaruhi hasil dari vaksinasi? Tidak. Karena vaksinasi tidak membentuk satu respon antibodi saja. Yang harusnya terpengaruh adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. Sekali lagi, mari kita perketat tali masker,” tegasnya.**

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Twitter ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler