Tanggapi Refly Harun Soal ‘Chaplin’, Ferdinand Hutahaean: Hukum Itu Soal Perasaan Masa Gak Tau?

4 Desember 2020, 19:54 WIB
Ferdinand Hutahaean. /@ferdinan_hutahaean/Instagram

PR TASIKMALAYA - Mantan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membalas tanggapan dari Refly Harun terkait kasus cuitan yang menuliskan aktor parodi ‘Chaplin’ di akun sosial media twitter.

Ferdinand menuturkan bahwa hukum merupakan soal perasaan dan memberikan saran kepada Refly Harun perihal soal opini, dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari akun twitter @FerdinandHaean3, pada Jumat 4 Desember 2020.

“Hahaha bung @ReflyHZ yang pakar hukum bicara berdasarkan perasaan. Hukum itu soal perasaan, masa gitu aja ngga tau? Jgn jd opinion maker kalau pakar, malu sm tiang listrik,” cuitnya.

Baca Juga: Tas Noken Papua Jadi Google Doodle Hari Ini, Danu Fitra: Bantu Perkenalkan Warisan Budaya Indonesia

Sebelumnya, Ahli hukum Refly Haryn memberikan pandangan terhadap kasus cuitan mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Refly menuturkan bahwa seseorang menulis pandangan di media sosial harus memperhatikan dan menjaga etika.

Dia menjelaskan bahwa memberikan pandangan harus dapat membedakan antara membrikan pendapat, kritikan atau menuduh seseorang.

Baca Juga: Geram pada Effendi dan Deddy, Susi Pudjiastuti: Jangan Sesekali Ngoceh untuk Konsumsi Publik

Refly Harun menuturkan ungkapan Ferdinand dengan tokoh parodi ‘Chaplin’ pun anak kecil akan mengetahui dasarnya ditujukan kepada siapa.

"Kalau kita baca cuitan itu anak kecil pun tahu yang disasar kan tiga pihak," ucao Refly Harun dikutip pikiranrakyat-tasikmalaya.com dari kanal Youtube Refly Harun yang diunggah pada 3 Desember 2020.

Dan meskipun Ferdinand Hutahaen berdalih bahwa itu bukan Jusuf Kalla namun semua orang paham yang dia tunjuk merupakan Jusuf Kalla.

 Baca Juga: Tukang Tenda Acara HRS Dikabarkan Dipanggil Polisi, Fadli Zon : Jadi Catatan Sejarah Kelam Demokrasi

"Ada kumis. Kita tahu kan kumis Jusuf Kalla mirip-mirip Charli Chaplin pelawak legendaris yang membuat film tanpa suara tapi gerakannya sangat lucu," ucap Ferdinand.

Selain itu, Refly pun menganggap bahwa cuitan Ferdinand mengarah jelas kepada Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Refly memandang jika tujuan Ferdinand merupakan analisa politik yang akan terjadi di tahun 2022 dan tahun 2024 maka alangkah baiknya menyebutkan nama aslinya saja dengan faktor sumber yang jelas.

 Baca Juga: Diduga Tukang Tenda di Acara HRS Dipanggil Kepolisian, Said Didu : Berikutnya Catering?

"Tidak perlu menggunakan kata bus edan kalau menurut saya tinggal dibilang saja itu Anies Baswedan, 2022-2024, karena kalau mereka yang mengamati politik ya tidak usah canggih-canggih amat sudah paham kan konstelasi politik," tuturnya.***

Editor: Tita Salsabila

Tags

Terkini

Terpopuler