Andi Arief Singgung Isu Nasional dan Menantu Jokowi, Refly Harun Beri Tanggapan

30 November 2020, 13:05 WIB
Refly Harun. /Instagram/@reflyharun

PR TASIKMALAYA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief tengah menjadi perbincangan publik usai menuliskan beberapa cuitan terkait isu nasional terkini.

Dalam cuitannya, Andi menyinggung pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengisyaratkan tentang adanya instruksi presiden soal aksi penurunan baliho oleh anggota TNI.

“Melihat wawancara Pak Jokowi di Metro TV cukup mengerikan bagi demokrasi Membenarkan banyak pihak bahwa ada perintah Presiden pada TNI untuk menurunkan baleho dan mengejar HRS," cuit Andi, Minggu, 29 November 2020.

Baca Juga: Berhasil Turunkan Berat Badan, Aktris Rebel Wilson Ungkap Rahasianya!

Masih dalam cuitan yang sama, Andi juga menyebut bahwa hal tersebut menunjukkan jika Jokowi secara terang-terangan mengistruksikan TNI yang berkaitan dengan kepentingan pribadi.

“Publik membacanya, demi kepentingan pribadi Presiden Jokowi bisa gunakan TNI,” sambungnya.

Sebelumnya, Andi Arief juga diketahui menuliskan sebuah cuitan yang juga menyebut nama Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Tulang Kaki Joe Biden Retak, Donald Trump: Semoga Lekas Sembuh

Dalam cuitannya, Andi Arief menuliskan permintaan terhadap KPK untuk memantau pergerakan para pejabat negara termasuk para menteri dari Jakarta.

Para menteri yang dimaksud adalah mereka mengunjungi calon Wali Kota Medan yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution, beberapa saat lalu.

Menanggapi cuitan tersebut, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun juga turut memberikan opininya terakit banyaknya isu yang berkembang saat ini.

Baca Juga: AS Beri Bantuan, Ridwan Saidi: Jangan Sampai Pejabat ke Luar Negeri Bawa Celengan Masjid

Refly menanggapi terkait banyaknya pejabat yang berkunjung dan menemui calon Wali Kota Medan sekaligus Menantu Presiden Jokowi tersebut, yaitu Bobby Nasution.

Hal tersebut diungkapkan Refly Harun melalui akun YouTube pribadinya yang diunggah pada Minggu, 29 November 2020.

"Ya memang isu yang berkembang banyak pejabat yang ke Medan bolak-balik untuk menyambangi, mendatangi Bobby Nasution," ungkap Refly Harun.

Baca Juga: Bahas Ekonomi dan Keuangan Syariah, Gubernur BI Berharap Indonesia jadi 'Player' Dunia

Dalam video tersebut, Refy menyebut, kunjungan para pejabat pada Bobby Nasution mungkin bertujuan untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Presiden Jokowi.

"Ya mungkin ingin menunjukkan kesetiaan kepada Presiden Jokowi bahwa mereka peduli dengan menantunya," terang Refly Harun.

Selanjutnya, Refly Harun juga menyinggung soal ‘pertarungan hidup dan mati’ Bobby Nasution dalam Pilkada Medan.

Baca Juga: Minta Pemerintah Tanggapi Video Pengajian Abuya, Fadli Zon: Jangan Cari Kesalahan Habib Rizieq

Ia juga membandingkan kondisi pencalonan menantu dengan anak kandung Presiden Jokowi
tersebut.

"Karena kita paham, Bobby Nasution ini pertarungan hidup mati. Kalau di Solo, gampang mungkin bagi Gibran Rakabuming Raka untuk memenangkan pertarungan, tapi tidak di Sumatra Utara," kata Refly Harun.

Refly juga menerangkan bahwa pencalonan Bobby Nasution sebagai calon Wali Kota Medan didukung oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Baca Juga: Video Kerumunan Pengajian Abuya Turtusi, FPI: Jangan Disebar, Nanti Kapolda Banten Dicopot

Sehingga tidak menutup kemungkinan, pihak istana telah menunjuk pihak-pihak yang menjadi koordinator lapangannya dalam Pilkada yang disebut Refly Harun sebagai pertarungan simbolik ini.

"Terkait Pilkada ini memang banyak orang-orang yang berkepentingan, tidak saja karena calonnya menantu presiden, tapi juga karena Pilkada itu sendiri.

"Jadi tidak heran kalau ada special attention terhadap Bobby Nasution, yang penting Pilkada jujur dan adil. Nah itu yang paling penting, bisa gak Pilkada dijamin jujur dan adil.

Baca Juga: Menjelang Episode Terakhir ‘Start-Up’, Arief Muhammad: Terserah Writernim Aja

"Tidak ada silent of reason untuk memenangkan calon tertentu, termasuk Bobby Nasution," terang Refly Harun.

Selanjutnya, Refly Harun juga menyebut bahwa keterlibatan berbagai pihak termasuk orang-orang Istana, di luar Istana, pengusaha, dan lain sebagainya, yang berkepentingan dengan hasil Pilkada mungkin dengan alasan politik, ekonomi, atau percukongan akan berdampak pada sistem demokrasi yang yang akan sekedar menjadi basa-basi.

"Demokrasi kita akan menjadi demokrasi yang basa basi saja, karena kemenangan tidak ditentukan suara rakyat tapi dari pola-pola kecurangan untuk memenangkan satu atau pasangan calon lainnya," tegas Refly Harun.

***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: YouTube Refly Harun Twitter @AndiArief__

Tags

Terkini

Terpopuler