Indonesia Dinilai Tertinggal soal Vaksin, Pakar Minta Kemudahan Pengadaan

23 November 2020, 17:37 WIB
Ilustrasi vaksin. /pixabay.com/Chillsoffear

PR TASIKMALAYA - Kabar pengadaan vaksin Covid-19 di Indonesia sampai saat ini masih simpang siur.

Salah satu pakar imunisasi dr. Jane Soepardi menyebut jika Indonesia masih tertinggal jauh soal pengembangan vaksin.

"Kita bandingkan negara berkembang ya, negara maju Indonesia sudah banyak ketinggalan," kata Jane dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Senin, 23 November 2020.

Baca Juga: PM Selandia Baru Tawarkan Bantuan Penanganan Covid-19 pada Amerika Serikat

Meskipun begitu, Indonesia sudah mempunyai tiga vaksin yang muncul sejak 10 tahun terakhir.

Pertama, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk pneumonia, human papillomavirus (HPV) untuk vaksinasi kanker serviks, dan Rotavirus untuk diare.

Sayangnya, pengadaan tiga vaksin tersebut sudah jauh lebih dulu diintroduksi oleh negara-negara berkembang lainnya.

Baca Juga: Masyarakat Kirim Ratusan Karangan Bunga ke Makodam Jaya, Fadli Zon: Buang-buang Uang

Sampai saat ini pun, vaksin PCV dan HPV baru beberapa provinsi saja yang mendapatkannya di tanah air ini.

"Jadi bertahap, karena vaksinnya impor. Rotavirus itu akan diproduksi oleh pabrik vaksin kita sendiri yaitu Bio Farma," lanjutnya.

Jane berharap, pada tahun-tahun yang akan datang, perihal pengadaan vaksinasi virus mudah untuk didapatkan dan cepat dilaksanakan pengadaannya.

Baca Juga: PT KAI Sudah Buka Penjualan Tiket Kereta untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2021

Ia mengatakan, seharusnya dilakukan pengadaan vaksin terlebih dahulu sebelum dilakukan kampanye pelaksanaan vaksin covid-19.

Sebelum dilakukan vaksinasi kepada masyarakat, harus terlebih dahulu dilakukan masuk daftar keamanan BPOM dan WHO.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler