Hampir 90% warga tidak memiliki kamar mandi di rumahnya. Warga Cikakaban harus rela secara bergiliran untuk menggunakan fasilitas jamban umum yang digunakan untuk mencuci, mandi, buang hajat, dll.
“Kalau kemarau biasanya sumur warga yang kedalamannya 5 sampai 6 meter kering,” ujar Imam salah satu anggota Komunitas Hayu Bareng.
Baca Juga: Pria Wajib Tahu! Pahami 3 Tipe Wanita Sebelum Putuskan untuk Menikah
Melihat kondisi Cikakaban yang mengkhawatirkan, Komunitas Hayu Bareng berinisiatif untuk melakukan penggalangan dana untuk membangun sistem air di Cikakaban.
“Pembangunan sistem air di Cikakaban dibagi menjadi tiga tahap. Masing-masing tahapan dirancang dan diawasi langsung oleh relawan kami yang merupakan alumni geologi ITB dan mahasiswa magister pengelolaan sumber daya air UI,” ujar Delly selaku Ketua Komunitas Hayu Bareng.
Tujuan dari dibangunnya sistem air di Cikakaban untuk meningkatkan kualitas hidup warga di sana.
Baca Juga: Salah Satu Pesertanya Terserang Penyakit yang Tak Diketahui, Percobaan Vaksin Virus Corona Ditunda
Titik pusat air yang akan dibangun terletak di masjid warga, sehingga warga akan dengan mudah mendapatkan akses air bersih.
Tiga tahapan pembangunan akses air bersih tersebut di antaranya yakni, pembangunan sumur dan torrent sebagai sumber utama air Warga Cikakaban
Topografi wilayah Cikakaban memerlukan kedalaman 40 meter untuk mendapatkan volume air tanah yang stabil.