Bahkan, sebagian pelaku usaha konveksi mengaku terpaksa merumahkan pekerjanya saat masa pandemi Covid-19.
Terus menurunnya permintaan ditambah kesulitan menjual barang berdampak terhadap pekerja yang tidak bisa produksi. Lebih dari setengah pekerja dihentikan untuk hindari kerugian serta kurangi biaya operasional.
Baca Juga: Antisipasi Gelombang Kedua Covid-19, Tes Swab Massal di Tasikmalaya Terus Digencarkan
"Untuk jualan daster ada penurunan sekitar 50 persen. Pasarnya ke Pasar Baru Bandung. Namun saya terpaksa kurangi pekerja karena penjualan pun menurun," ujar produsen daster viral, Muhammad Rizki Muharom.
Sementara itu, Pemerintah Kota Tasikmalaya memastikan terdapat 3.000 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) termasuk usaha konveksi terdampak Covid-19.
Bahkan, lebih dari 90 persen UMKM mengalami kesulitan produksi hingga pemasaran saat pandemi berkepanjangan.
Baca Juga: Wagub Uu Minta BBWS Turunkan Ego untuk Normalisasi Sungai Cikidang-Citanduy
Kepala Dinas Koprasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian Kota Tasikmalaya, Muhammad Firmansyah mengaku, selain membantu membuka pemasaran produk pemerintah daerah berupaya meyakinkan dunia perbankan agar tanggungan cicilan pelaku usaha ditangguhkan sementara.
Keterbatasan anggaran juga memaksa pemerintah daerah belum memberikan bantuan berupa suntikan modal. Sebab, anggaran masih difokuskan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.