Trilogi Safety Disiapkan Jelang Kedatangan Puluhan Ribu Santri ke Tasikmalaya

- 29 Mei 2020, 16:30 WIB
persiapan jelang kedatangan santri
persiapan jelang kedatangan santri /Aris MF

PIKIRAN RAKYAT - Puluhan ribu santri dari sekitar 605 pondok pesantren aktif yang ada di Kabupaten Tasikmalaya diperkirakan bakal segera berdatangan pasca habisnya masa libur idul fitri.

Diketahui bila beberapa minggu lalu, mereka dipulangkan dari Pondok Pesanten ke daerahnya masing-masing. Selain terdampak pandemi covid-19, libur lebaran juga menjadi alasan utama. Kini para santri ini kembali datang guna menimba ilmu agama.

Umumnya mereka berasal dari berbagai kota/kabupaten di Indonesia. Bahkan tidak sedikit pula yang datang dari wilayah zona merah penyebaran Covid-19. Seperti Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, Bandung dan kota-kota lainnya.

Baca Juga: Nyatakan Tak Setuju pada Kepemimpinan Muhyiddin, Mahathir Dihentikan Jabatannya dari Partai

Menyambut kedatangan puluhan ribu santri tersebut, Pemkab Tasikmalaya kini tengah merancang konsep pendekatan substantif penerapan pola keamanan, ketentraman dan ketenangan di tengah kewaspadaan dari ancaman pandemi Covid-19.

Konsep tersebut, muncul saat Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto bersilaturahmi dengan sesepuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya KH. Abdul Aziz Affandi, pada Kamis malam 28 Mei 2020.

"Pemkab Tasikmalaya menginginkan satu suasana atau iklim baru yang nyaman dan kondusif baik bagi santri dan masyarakat yang dikemas dalam satu konsep.  Saya menyebutnya trilogi kareugreugan atau trilogi safety," jelas Bupati Ade, Jumat 29 Mei 2020.

Baca Juga: Tak Boleh Telepon dan Berbicara dalam KRL Akibat Covid-19, Aturan Baru di Tengah Era New Normal

Trilogi tersebut, kata Ade, mengandung arti reugreug untuk pesantren, lingkungan pesanteren (masyarakat) dan reugreug untuk orang tua santri.

Artinya, kedatangan santri-santri untuk menimba ilmu agama itu tidak menciptakan persoalan kesehatan baru di pesantren dan lingkungannya. Sehingga kondisi ini memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pesantren, lingkungan dan juga orang tua yang memesantrenkan anak-anak mereka.

"Konsep ini tidak bisa berjalan sendiri, tetapi butuh kerjasama harmoni antara pemerintah dalam hal ini tim Gugus Tugas Covid-19 pihak pesantren dan santri itu sendiri. Serta masyarakat yang ada di lingkungan pesantren," tambah dia.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Singapura Amati Kasus Corona di Indonesia dan Beberkan Prediksinya? Ini Faktanya

Tahap pertama, lanjut Ade, adalah menyiapkan tim khusus pemeriksaan kesehatan dan kemanan para santri yang baru datang dari daerah-daerah di Nusantara termasuk dari zona merah. Tim ini ditempatkan di seluruh pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya.

Langkah kedua yakni memastikan seluruh pesantren menjalankan seluruh aktivitas pendidikan terhadap para santrinya dengan menjalankan protokol kesehatan.

"Dan terakhir adalah, membentuk pesantren siaga atau santri siaga dengan melibatkan tim kesehatan pesantren, gugus tugas Covid-19 dari mulai RT siaga hingga gugus tugas desa, termasuk sigesit 119," jelas Ade.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x