Taruhkan Nyawa Tangani Covid-19, Bantuan Tenaga Medis Kabupaten Tasikmalaya Terus Mengalir

- 24 April 2020, 02:30 WIB
PK KNPI Kecamatan Singaparna dan keluarga pondok Pesantren Cipasung menyumbangkan APD dan sembako kepada petugas medis di Puskesmas Singaparna, Kamis, 23 April 2020.*
PK KNPI Kecamatan Singaparna dan keluarga pondok Pesantren Cipasung menyumbangkan APD dan sembako kepada petugas medis di Puskesmas Singaparna, Kamis, 23 April 2020.* //Aris MF



PIKIRAN RAKYAT - Bantuan untuk para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya terus mengalir.

Kali ini datang dari PK KNPI Kecamatan Singaparna dan keluarga pondok Pesantren Cipasung.

Pemberian bantuan kali ini dipusatkan kepada para tenaga medis di Puskesmas Tinewati Singaparna yang merupakan salah satu lokasi yang ditunjuk Pemkab Tasikmalaya sebagai tempat Isolasi Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Baca Juga: Lima Insinerator Medis akan Dibangun, Solusi KLHK Atasi Limbah Medis akibat Covid-19

Ketua PK KNPI Kecamatan Singaparna Zamzam J. Maarif mengatakan, pemberian bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) ini dikarenakan melihat tugas dan tanggung jawab tenaga medis yang begitu besar, namun sering kali tidak ditunjang dengan APD yang memadai.

Bantuan itu, kata Zamzam, berupa 3 buah APD, hand sanitizer berukuran 500 ml sebanyak 3 buah dan sembako.

"Meskipun pemberian tidak seberapa, akan tetapi itu bagian dari kepedulian kami kepada petugas medis yang bekerja sangat berat," jelas Zamzam pada Kamis, 23 April 2020.

Baca Juga: Temukan Pengendara Abai Gunakan Masker, TNI dan Kepolisian Gelar Operasi Gabungan

Sementara itu, perwakilan keluarga pesantren Cipasung yang juga relawan panggulangan Covid-19, Hariyadi Ahmad Satari menuturkan, pemberian paket sembako kepada honorer di Puskesmas Tinewati dilandasi alasan kemanusiaan.

Di mana di Puskesmas Tinewati ada 20 tenaga medis yang berstatus honorer atau sukarelawan.

Honorer dan sukarelawan itu, dinilai telah berkorban bahkan bertaruh nyawa meskipun dengan upah dibawah rata-rata untuk menangani pasien yang bisa saja membawa virus Covid-19.

Baca Juga: Masuk 50 Besar Universitas Terbaik di Dunia, UGM Buktikan Konsisten Sejak Berdiri

"Dengan upah yang minim, mereka rela berkorban dan bertaruh nyawa menghadapi pasien yang itu tidak tahu apakah membawa virus atau tidak. Itu landasan kita meberikan bantuan kepada honorer," jelas dia.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x