PIKIRAN RAKYAT – Tak hanya membahas mengenai 5 Kebijakan Strategis OJK tahun 2020 yang fokus dalam pengembangan ekosistem keuangan syariah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya juga membahas perkembangan terkait Industri Jasa Keuangan (IJK) di Priangan Timur.
Kepala Bagian Pengawasan LJK OJK Tasikmalaya Triyono Raharjo menyampaikan materi tersebut dalam Konferensi Pers yang digelar di salah satu rumah di Jalan Kalektoran Kota Tasikmalaya pada Rabu, 5 Februari 2020.
Kepala Bagian Pengawasan LJK OJK Tasikmalaya Triyono Raharjo menyampaikan materi tersebut dalam Konferensi Pers yang digelar di salah satu rumah di Jalan Kalektoran Kota Tasikmalaya pada Rabu, 5 Februari 2020.
Baca Juga: Luput dari Perhatian Pemerintah, Kondisi Sekolah di Desa Bojongkapol Tasikmalaya Berlantaikan Tanah dan Beratapkan Asbes
Triyono menyebut, perkembangan IJK di Priatim atau wilayah kerja Kantor OJK Tasikmalaya memiliki kinerja keuangan yang cukup baik.
Kantor OJK Tasikmalaya yang membawahi 5 daerah di Priangan Timur yaitu Tasimalaya Kota dan Kabupaten, Ciamis, Banjir dan Pangandaran mengalami peningkatan dari tahun 2018 ke 2019 atau disebut year of year.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Kabar Priangan, peningkatan tersebut terlihat dari sektor perkembangan perbankan, perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) dan perkembangan sektor pasar modal.
Triyono menyebut, perkembangan IJK di Priatim atau wilayah kerja Kantor OJK Tasikmalaya memiliki kinerja keuangan yang cukup baik.
Kantor OJK Tasikmalaya yang membawahi 5 daerah di Priangan Timur yaitu Tasimalaya Kota dan Kabupaten, Ciamis, Banjir dan Pangandaran mengalami peningkatan dari tahun 2018 ke 2019 atau disebut year of year.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Kabar Priangan, peningkatan tersebut terlihat dari sektor perkembangan perbankan, perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) dan perkembangan sektor pasar modal.
Baca Juga: Ada Aliran Listrik di Sawah yang Dia Bersihkan, Warga Tasikmalaya Meninggal Telentang
Pertama, perkembangan perbankan. Aset bank umum dan BPR di Priatim meningkat 53 persen, dari awalnya Rp 30 Triliun menjadi Rp 46,348 Triliun.
Pertama, perkembangan perbankan. Aset bank umum dan BPR di Priatim meningkat 53 persen, dari awalnya Rp 30 Triliun menjadi Rp 46,348 Triliun.
Hal ini sejalan pula dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami peningkatan 8,58 persen dan kenaikan di non performing loan (NPL).
“Data ini menunjukkan pertumbuhan kredit (di wilayah kerja OJK Tasikmalaya lebih bagus dibandingkan nasional. Tapi NPL-nya di atas nasional,” kata Triyono.
“Data ini menunjukkan pertumbuhan kredit (di wilayah kerja OJK Tasikmalaya lebih bagus dibandingkan nasional. Tapi NPL-nya di atas nasional,” kata Triyono.
Baca Juga: Kemenpora Bikin Kantor Sementara di Papua, Zainudin Amali: Papua Sama dengan Provinsi Lain
Kedua, perkembangan IKNB. Jaringan INKB di Priatim yakni perusahaan pembiayaan, perasuransian, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), pergadaian swasta, dan Financial Technology Lending memiliki total aset secara nasional sebesar Rp 2.557,78 Triliun.
Ketiga, perkembangan pasar modal. Industri Pasar Modal tercatat mengalami perkembangan secara perlahan. Hal ini tercermin dari jumlah kontribusi investor.
Dari total Single Investor Identification (SID) saham meningkat sebesar 57,98 persen dengan jumlah akhir sebanyak 5.441 SID investor.
Kedua, perkembangan IKNB. Jaringan INKB di Priatim yakni perusahaan pembiayaan, perasuransian, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), pergadaian swasta, dan Financial Technology Lending memiliki total aset secara nasional sebesar Rp 2.557,78 Triliun.
Ketiga, perkembangan pasar modal. Industri Pasar Modal tercatat mengalami perkembangan secara perlahan. Hal ini tercermin dari jumlah kontribusi investor.
Dari total Single Investor Identification (SID) saham meningkat sebesar 57,98 persen dengan jumlah akhir sebanyak 5.441 SID investor.
Baca Juga: Tuai Berbagai Polemik, Presiden Joko Widodo Tegas Tolak Rencana Pemulangan 660 WNI Eks ISIS
Sementara itu, SID reksadana di wilayah Kantor OJK Tasikmalaya posisi Desember 2019 meningkat sebesar 174,10%, dari jumlah awal 9.605 investor menjadi 15.122 SID investor.***
Sementara itu, SID reksadana di wilayah Kantor OJK Tasikmalaya posisi Desember 2019 meningkat sebesar 174,10%, dari jumlah awal 9.605 investor menjadi 15.122 SID investor.***