Akibat Curah Hujan Tinggi, Satu Rumah Tergerus Air Sungai Cidukuh

- 26 November 2019, 14:22 WIB
Warga bekerja bakti membersihkan material bangunan rumah yang ambruk di Kampung Ampera, RT 03 RW 07, Kelurahan Panglayungan, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Senin (25/11/2019). Intensitas hujan yang tinggi dan debit sungai yang kencang diduga menjadi penyebab ambruknya bangunan.
Warga bekerja bakti membersihkan material bangunan rumah yang ambruk di Kampung Ampera, RT 03 RW 07, Kelurahan Panglayungan, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Senin (25/11/2019). Intensitas hujan yang tinggi dan debit sungai yang kencang diduga menjadi penyebab ambruknya bangunan. /BAMBANG ARIFIANTO/PR/

TASIKMALAYA (PR)- Bagian belakang sebuah rumah di Jalan Ampera, RT 03 RW 07, Kampung Ampera, Kelurahan Panglayungan, Kecamatan Cipedes , Kota Tasikmalaya ambruk setelah hujan terus mengguyur wilayah itu.

Intensitas hujan yang mulai meningkat membuat petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun bersiaga.

Kejadian nahas tersebut terjadi pada Senin (25/11/2019), pukul 09.00 WIB‎. Caca, 58 tahun, pemilik rumah itu mengatakan peristiwa berlangsung cepat.

Baca Juga: Ada Tiga SDN Siluman di Tasikmalaya, Nama Unik Prestasi Menumpuk

"Tiba-tiba ambruk saja, langsung ambruk mendadak," kata Caca saat ditemui di lokasi kejadian, Senin siang.

Bagian belakang yang runtuh tersebut  mepet dengan Sungai Cidukuh. Akibatnya, bagian belakang rumah Caca terbelah dengan material bangunan berjatuhan ke sungai. 

Kendati bagian depan rumah tak bernasib sama, kondisinya tetap mengkhawatirkan lantaran potensi ambruk masih bisa terjadi. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Baca Juga: Dibuka Akhir Desember, Jalur Ciawi-Singaparna Sudah Dilintasi Warga

Aen, kerabat Caca yang mendiami bagian belakang rumah memang sudah pindah sebelum kejadian. Pasalnya, kondisi bagian belakang rumah tersebut memang sudah rusak dan agak turun.

Keadaan tersebut membuat Aen pindah ke bagian depan rumah yang ditempati anak Caca. Rumah yang berdiri sejak 1970-an itu memang disekat dan ditempati anak dan kerabat Caca.

Ambruknya bagian belakang rumah diduga lantaran hujan yang mengguyur Kota Tasikmalaya, Minggu (24/11/2019). Imbas hujan membuat permukaan air Cidukuh naik setengah meter sehingga menggerus pondasi bangunan.

Tak hanya itu, tutur Caca, berbagai sampah serta eceng godok juga ikut terbawa arus Cidukuh yang debitnya meningkat.

"Arus air kencang dari arah barat membawa sampah, eceng gondok," ujarnya.

Tak ayal, arus air yang kencang dan hujan yang terus turun ‎menggerus pondasi tembok bagian belakang yang menempel dengan Cidukuh.

Baca Juga: Tasikmalaya Jadi Sentra Batik di Priangan, Ciri Khas Motifnya Penuh Kesederhanaan

Selain tak ada korban jiwa, harta benda penghuni rumah juga selamat tak terbawa arus. Hanya satu sepeda yang sempat terjatuh ke sungai. Namun sepeda tersebut pun bisa diselamatkan dan diangkat warga.

Hingga Senin siang, sejumlah warga tampak bergotong royong mengeruk material reruntuhan bangunan yang masuk ke badan sungai. Bantuan berupa beras serta mie instan dari BPBD Kota Tasikmalaya telah diterima Caca.

Kendati telah berusia puluhan tahun, ia mengaku rumahnya tak pernah mengalami rehabilitasi atau renovasi. Ia bahkan pernah mengajukan permohonan bantuan untuk perbaikan kediaman miliknya kepada pemerintah belum lama ini.

Baca Juga: UMK Jawa Barat 2020, Tasikmalaya Masuk 9 Terendah dan Karawang Tertinggi

Namun, pemerintah tak kunjung merealisasikan keinginan Caca hingga peristiwa tersebut terjadi. Meskipun demikian, ia mengaku bersyukur seluruh penghuni rumah selamat.

Daerah Rawan Abrasi dan Longsor

Sementara itu, Iwan Irawan Cahya, 54 tahun, Ketua RT 03 Kampung Ampera mengatakan, kawasan permukiman di tepi Cidukuh memang rawan abrasi atau longsor. Tahun lalu, lanjutnya, ada warga yang bermukim di tepi sungai bernasib serupa.

"Sedang hujan, tiba-tiba (rumahnya) ambruk," kata Iwan menuturkan peristiwa itu.

Karakter Cidukuh memang terbilang unik. Walaupun sungai itu terbilang kecil, arusnya bisa mendadak kencang ketika hujan.

"Jadi inimah cepat naiknya (debit sungai meninggi), tetapi juga cepat surutnya," ucap Iwan. 

Upaya memperkuat tanggul agar tak gampang tergerus arus sungai telah dilakukan. Tepian Cidukuh, kata Iwan, telah dibeton sebagian. "PR" mendapati sejumlah pekerja yang tengah memperkuat tanggul tersebut.

Dari spanduk yang tertera, nama pekerjaan Kelurahan Panglayungan itu adalah pembangunan tembok penahan tanah di RT 07.

Baca Juga: Banyak Sekolah Rusak, APBD Tasikmalaya Untuk Pendidikan Masih Rendah

Pihak ‎pelaksana yakni kelompok masyarakat lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) dengan nilai kontrak Rp 117.398.000 dari sumber dana kelurahan pada tahun anggaran 2019.

Waspada Musim Hujan

Tingginya curah juga berdampak longsor di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya Wawan R Efendy mengatakan, longsor terjadi di beberapa wilayah di kawasan Cigalontang.

"Sudah ditangani bersama antara BPBD, Muspika dan masyarakat," kata Wawan dalam pesan WhatsApp kepada "PR".

Untuk antisipasi, BPBD Kabupaten Tasikmalaya mengadakan konsolidasi dengan  para relawan yang tersebar di sejumlah wilayah.

Baca Juga: Banyak Sekolah Rusak, APBD Tasikmalaya Untuk Pendidikan Masih Rendah

"Dalam menghadapi musim hujan kami beserta para relawan sudah siap siaga menghadapi berbagai kemungkinan, semua peralatan yang dimiliki sudah dipersiapkan," tuturnya. 

Ia mengimbau warga tetap waspada terutama saat hujan di malam hari.

‎"Pohon-pohon yang tinggi dan dekat dengan perumahan supaya segera ditebang, saluran air segera normalisasi, sampah-sampah yang berserakan supaya dibersihkan dan bila terjadi kejadian apapun bentuk bencana di dekat rumah, segera lapor ke aparat terdekat," kata Wawan.***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x