Krisis APD Menghadang, Petugas Medis Tasikmalaya: Dukung dan Doakan Kami Terus

1 April 2020, 11:56 WIB
PETUGAS kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya resah karena ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang minim bagi mereka yang bertugas di lapangan dalam menangani pandemi Covid-19.* //Aris Mohammad F.

PIKIRAN RAKYAT - Dalam menangani pandemi Covid-19, ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) masih menjadi masalah bagi tenaga medis di Kabupaten Tasikmalaya, terutama di puskesmas-puskesmas.

Bagaimana tidak, petugas medis di puskesmas harus berjuang melakukan percepatan penanganan Covid-19, namun tidak disediakan APD.

Padahal, mereka merupakan pihak-pihak terdepan yang memeriksa kesehatan dan suhu tubuh warga. Terlebih, saat ini banyak warga berdatangan untuk memeriksakan diri, terutama yang baru datang dari luar daerah.

Baca Juga: Pelaksanaan Pilkada Tasikmalaya Terancam Batal Digelar Tahun Ini

Ketua Seksi Kesehatan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kecamatan Ciawi, dr. Yunike mengatakan sejak dua hari kebelakang jumlah warga yang datang ke posko pemeriksaan sangat membludak.

Mereka datang setelah diberikannya imbauan untuk memeriksakan kesehatannya, khususnya warga yang baru datang dari luar daerah.

Pihaknya sangat mengapresiasi kedatangan para warga karena menuruti imbauan yang telah diserukan. Hingga kini jumlah warga yang datang telah lebih 900 orang.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Kabar Lockdown Tambun Selatan dan Cibitung, Pemkab Bekasi Buka Suara

Namun yang menjadi persoalan, petugas yang memeriksa dalam menangani Covid-19 tidak dilengkapi APD. Padahal, warga yang diperiksa banyak yang merantau di zona merah seperti Bekasi, Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta.

"APD masih menjadi persoalan bagi kami, karena kami minim memiliki APD. Sehingga saat memeriksa tidak dilengkapi APD," ucapnya.

Menurutnya, hal ini menjadi sebuah kendala untuk bekerja secara maksimal, karena adanya rasa ketakutan petugas yang memeriksa.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Soal Pasien Virus Corona yang Sembuh, Dirut RSUP Persahabatan Buka Suara

Dikarenakan APD yang sangat terbatas, dirinya pun membagi pemeriksaan ke dalam dua golongan. Jika mengarah ke penyakit infeksi, maka yang memeriksa pasien wajib memakai APD lengkap serta pemeriksaan berlangsung di ruangan khusus.

Tetapi jika pasien itu sakit biasa, maka diberlakukan screening dan menggunakan APD yang standar di ruangan biasa. Namun, lanjut Yunike, APD biasa pun masih minim.

"Sebenarnya ada APD disiapkan untuk UGD, hanya saja tidak lengkap," tuturnya.

Baca Juga: Aksi Dramatis, Anggota Polsek Ciawi Berhasil Bantu Persalinan Ibu Hamil di Pinggir Jalan

Dikatakan dia, memang tidak harus memakai APD lengkap, karena ada prosedurnya. Namun tentu pihaknya berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.

"Biarlah perang melawan corona ini kami yang di depan. Hanya saja dukung kami dan doakan kami terus," ucapnya.

Ditanya soal yang dirasakannya saat memeriksa pasien, dijelaskan Yunike, dirinya mengaku kadang-kadang rasa takut menyelimutinya. Apalagi sudah 10 dokter yang meninggal dunia menurut pemberitaan yang terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Jika Diperlukan, Pemkab Tasikmalaya Siapkan Dana Rp 100 Miliar untuk Penanganan Covid-19

"Makanya kami sangat berharap dukungan dan doanya. Semoga pandemi ini segera berakhir. Perang ini lawannya virus, berarti kami tenaga kesehatan yang harus berada paling depan," ungkapnya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Tags

Terkini

Terpopuler