Beberapa Kali Ajukan Bantuan ke Pemerintah, 7 Ruang Kelas di SDN Awilega Tasikmalaya Terancam Ambruk

16 Februari 2020, 18:29 WIB
SELURUH ruang kelas di SDN Awilega di Desa Pageuralam, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya kini dalam kondisi sangat memprihatinkan.* /Aris Mohamad F//

PIKIRAN RAKYAT - Seluruh ruang kelas di SDN Awilega di Desa Pageuralam, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya kini dalam kondisi sangat memprihatinkan.

Tidak ada ruang kelas yang dikategorikan layak untuk ditempati untuk kegiatan belajar mengajar. 

Dari 7 lokal ruang kelas yang ada, 1 lokal atapnya kini telah ambruk dan tidak bisa dipergunakan lagi.

Baca Juga: Isi Waktu Luang dengan Main Game, Berikut 5 Game Android Terbaik yang Harus Anda Mainkan di Tahun 2020

Sementara 6 lokal lainnya mengalami kerusakan beragam, mulai di bagian lantai terkelupas, dinding dan atap yang telah bolong, retak serta lapuk dimakan usia. Hingga tidak menutup kemungkinan 6 ruang kelas yang ada ini pun terancam ambruk.

Kepala SDN Awilega Dadang Suhara mengatakan, kerusakan di sekolahnya terjadi sejak 2009 lalu, dimana sempat terjadi gempa besar.

Hingga membuat bangunan sekolah retak dan bergeser. Kerusakan makin parah ketika terjadi kembali gempa bumi di tahun 2017, hingga mengakibatkan satu lokal bangunan ambruk.

"Ruangan yang ambruk itu ruang guru dan kepala sekolah. Sejak bencana gempa 2009 dan 2017, sama sekali tidak tersentuh bantuan renovasi atau pembangunan lainnya," ujar Dadang, pada Minggu 16 Februari 2020. 

Akhirnya, ruang guru memakai ruang belajar kelas 4, sementara aktivitas 17 orang siswanya di pindahkan ke ruangan bedeg triplek berukuran 2x5 meter tepat di samping bangunan sekolah. Meski pengap tanpa ventilasi udara dan sumpek, namun para siswa tetap semangat untuk meniti ilmu.

Baca Juga: Diduga Ugal-ugalan dan Gagal Salip Bus Mini, Pick Up Masuk Jurang di Salawu Tasikmalaya

Dikatakan Dadang, bangunan sekolahnya ini memang rawan ambruk. Sebab sudah hampir 60 persen bangunan retak dan keropos. Sempat pula Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya datang meninjau lokasi sekolah.

Karena dinilai membahayakan, maka mereka pun memberikan bantuan berupa tenda darurat yang dipakai untuk kegiatan belajar siswa.

"Namun itu telah berselang 3 tahun, kini tenda daruratnya sudah lapuk dan tidak bisa dipergunakan. Akhirnya kami mengambil risiko, pindah kembali ke ruang kelas yang rusak," ujar Dadang.

Belajar disini bukan tanpa acaman, sebab setiap kali hujan turun atau cuaca mendung, maka seluruh siswa yang jumlahnya 114 orang ini pun dipulangkan lebih awal.

Hal itu merupakan permintaan para orang tua siswa yang disepakati di rapat komite sekolah.

Baca Juga: Gelontorkan Dana  Rp 211 MilIar untuk Kabupaten Sumedang, Ridwan Kamil Harapkan Kemajuan Desa

Pihak sekolah pun sangat terharu dengan semangat belajar para siswa. Mereka tidak penah mengeluh dan lelah meski setiap hari harus berangkat ke sekolah yang berjarak kurang lebih 4 KM. Sebab diketahui para siswa di SDN Awilega rata-rata berdomisili cukup jauh dari sekolah mereka.

Dadang berharap, jika pemerintah daerah segera cepat tanggap dalam menangani kerusakan di sekolahnya. Sebab sudah beberapa kali pihaknya mengajukan bantuan ke Dinas Pendidikan, namun belum juga membuahkan hasil.

"Akhir tahun 2019 kami ke kantor Dinas Pendidikan kembali. Janjinya sudah masuk pengajuan dan tahun ini bakal mendapatkan bantuan. Semoga saja itu benar," ujar Dadang.

Ketua Komite SDN Awilega Oom Sugiman menjelaskan, beberapa tahun lalu sempat datang dua orang yang mengaku konsultan ke sekolahnya. Mereka berdua mengambil foto dan mendata kerusakan sekolah.

Lantas keduanya menjanjikan akan segera menurunkan bantuan rehab sekolah. Akan tetapi hingga waktu yang dinanti, janji ini sama sekali tidak terbukti.

Baca Juga: Berikan Mesin Digital untuk Kampung Kaos Kaki, Ridwan Kamil: Tinggal Pencet, per-Dua Menit Bisa Buat Satu Kaus Kaki

"Bahkan kami sempat rapat teknis membahas rencana rehab sekolah. Namun ternyata tidak kunjung ada," ujar dia.

Adanya janji bantuan tahun ini pun membuatnya antara senang dan tidak, sebelum akhirnya janji tersebut terealisasi maka pihak komite tidak akan bergerak jauh. Pihaknya pun meminta adanya kajian dari tim ahli Geologi terlebih dahulu di lokasi sekolah. Sebab lokasi sekolah dinilai masuk dalam tanah labil dan ancaman pergerakan tanah.

Hal tersebut dilihat dari banyaknya retakan tanah yang memanjang di sekitar lokasi sekolah dan merusak bangunan. Banyak celah tanah yang mengaga dan itu dirasa menghawatirkan.***sekolah rusakl

Editor: Rahmi Nurlatifah

Tags

Terkini

Terpopuler