Pembangunan Jalan Tol Bandung-Tasikmalaya-Cilacap Tunjukkan Progres

12 Februari 2020, 19:44 WIB
KETUA Tim Penyusun Amdal Jalan Tol Gedebage - Tasikmaya - Cilacap, Lutfi Hadinata memberikan pemaparan terkait amdal jalan Tol bertempat di Aula Kecamatan Tamansari, Rabu, 12 Februari 2020.* /ASEP MS/

PIKIRAN RAKYAT - Rencana pemerintah pusat membangun jalan tol dari Gedebage Bandung-Tasikmalaya-Cilacap mulai berprogres.

Rabu, 12 Februari 2020, dilakukan pertemuan konsultasi publik antara PT Jasa Marga (Persero) tbk, Konsultan Amdal, dengan pemerintah kecamatan dan kelurahan yang bakal terlewati oleh tol tersebut.

Pertemuan yang digelar di Aula Kecamatan Tamansari ini lebih membahas pada analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) serta menyerap berbagai masukan dan saran dari tokoh-tokoh masyarakat, pemeritah kelurahan dan pemerintah kecamatan.

Baca Juga: Tasikmalaya Punya Predikat Kota Tertib Ukur, Budi Budiman: Mengubah Takaran Hukumnya Dosa Besar

Hadir dalam pertemuan ini perwakilan PT Jasa Marga, Konsultan Amdal, para lurah, para camat, kepolisian, TNI Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR dan tokoh masyarakat dari kecamatan Tamansari, Cibeureum. Mangkubumi, dan Kawalu.

Ketua Tim Penyusun Amdal Jalan Tol Gedebage-Tasikmaya-Cilacap, Lutfi Hadinata mengatakan, konsultasi publik ini digelar guna tahapan awal kajian penyusunan Amdal jalan tol tersebut.

Pihaknya pun terus melakukan road show ke kabupaten/kota yang terlewat, seperti Cilacap, Pangandaran, Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya. Lantas Garut, Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.

Baca Juga: Vakansi ke Kampoeng Teh, Desa Wisata di Tasikmalaya Bikinan Para Mahasiswa

"Ini baru tahap awal, kebetulan sangat panjang, jalan tol ini sekitar 206 KM, sebab melewati 8 kabupaten/kota dan provinsi. Maka kita terus melakukan road show konsultasi publik bersama masyarakat yang terlewati trase jalan tol," jelas Lutfi.

Pihaknya menangkap, masyarakat masih kebingungan mengenai trase jalan tol, khawatir dampak negatif dan pesoalan tenaga kerja nantinya. Hal itu memang biasa muncul dan pihaknya mencatat segala masukan-masukan ini.

Idealnya pihaknya bisa mengkaji analisis amdal ini paling cepat 6 bulan kedepan. Akan tetapi bisa lebih lama jika ada kajian khusus yang diminta, seperti kajian melewati hutan lindung, lokasi pendidikan dan tempat ibadah.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Yoghurt Beku adalah Makanan Penutup Sehat Rendah Kalori

Meski sudah ada titik lokasi trase jalan tol, namun pihaknya belum bisa mempublikasikan saat ini. Mengingat sangat riskan dan khawatir dimanfaatkan pihak tidak bertanggungjawab, salah satunya broker dan spekulan tanah. 

"Kegiatan ini syarat dokumen kerangka acuan. Lantas nanti kita akan menilai di komisi penilai Amdal di Kementrian Lingkungan Hidup pemerintah pusat," ujarnya.

Sementara itu, Camat Kecamatan Cibereum, Rahman,S.Sos mengaku pihaknya cukup bangga bila wilayahnya dilewati oleh trase jalan tol. Akan tetapi sejumlah catatan ia sampaikan, seperti diperlukanya wadah yang menghimpun kekuatan bersama antara kelurahan, tingkat kecamatan dan tingkat kota.

Baca Juga: Diduga Artefak, Puluhan Patung Batu yang Ditemukan di Tasikmalaya Sempat Dikubur Kembali Tujuh Tahun Lalu

Dengan demikian, ujar Agus, bisa menjawab kesimpangsiuran dan masalah teknis yang terjadi di masyarakat. Ia pun mendesak segera adanya kejelasan pemerintah pusat dalam penentuan titik lokasi yang akan dilewati.

"Kami sampai kini masih kebingungan untuk penentuan lokasi dan titik trase yang bakal dilewati. Apalagi di masyarakat, banyak yang datang ke kami menanyakan hal itu. Membuat resah di masyarkat. Konsultasi publik ini harus kembali dimatangkan lagi," jelas Rahman.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Tags

Terkini

Terpopuler