Ketua KPPS di Bandung Wafat karena Kelelahan, KPU Diminta Evaluasi Jam Kerja

- 17 Februari 2024, 15:06 WIB
Jenazah Jajang Safaat saat akan dikebumikan di pemakaman umum di Kelurahan Pasirwangi, Kota Bandung, 17 Februari 2024.
Jenazah Jajang Safaat saat akan dikebumikan di pemakaman umum di Kelurahan Pasirwangi, Kota Bandung, 17 Februari 2024. /ANTARA/Rubby Jovan

PR TASIKMALAYA - Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 18 Kelurahan Pasirwangi, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, dikabarkan meninggal dunia.

Penyebab ketua KPPS di Bandung itu diduga karena mengalami kelelahan setelah menjalankan tugasnya dalam menyukseskan Pemilu 2024.

“Kami turut berduka cita yang mendalam karena kami sudah berusaha sebaik mungkin, tetapi takdir berkehendak lain. Pada awalnya, kondisi almarhum Pak Jajang Safaat baik,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian di Bandung, Sabtu, 17 Februari 2024 seperti dikutip dari Antara.

Anhar menjelaskan bahwa Jajang Safaat meninggal dunia pada Jumat (16/2) setelah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Al-Islam Bandung.

Baca Juga: TKN Sampaikan Realisasi Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran: Kami Serius

Menurutnya, penyebab meninggalnya Jajang disebabkan oleh kelelahan akibat tugas sebagai penyelenggara pemilihan umum.

“Penyebab utamanya adalah kelelahan yang luar biasa, sehingga ketika dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah memburuk,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa sebelum pelaksanaan pemungutan suara, Jajang telah mengeluhkan kondisi kesehatannya kepada keluarganya. Kondisinya terus memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.

“Almarhum begadang dari tanggal (14/2) sampai (15/2), dan kemudian pagi harinya tetap harus pergi ke kelurahan karena ada berkas yang harus ditandatangani. Kondisinya semakin memburuk,” tambahnya.

Baca Juga: Ketua Bawaslu Rahmat Bagja Sampaikan Masyarakat Boleh Audit Sirekap Jika Terdapat Perbedaan Data

Atas kejadian ini, Anhar telah memerintahkan kepada kepala puskesmas di Kota Bandung untuk memastikan kesehatan petugas KPPS setelah pemilu berlangsung.

Ia juga meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memperbaiki sistem jam kerja bagi petugas KPPS dalam pilkada November 2024, agar kejadian serupa tidak terulang.

“Namun, kami melihat bahwa sistemnya masih berat. Bagaimanapun, sehatnya seseorang, jika harus bergadang dengan tekanan, akan berisiko sakit. Jadi, saya pikir masuk akal jika ada perubahan,” tuturnya.

Anhar berharap, seluruh petugas KPPS pada pilkada mendatang bisa menjaga kesehatannya dengan sarapan terlebih dahulu sebelum bertugas.

“Kami berharap KPU bisa mewajibkan sarapan untuk mereka, karena dari situ akan lebih baik saat pelaksanaan pencoblosan, sehingga masalah kesehatan tidak terjadi,” tandasnya.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x