Berupaya Tekan Angka Perceraian, Pemerintah Provinsi Jabar Membentuk Program 21-25 Keren

- 14 September 2020, 21:29 WIB
Ketua PKK Jabar Atalia Praratya menghadiri Rapat Kerja Wilayah PW Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jabar di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Sabtu 12 September 2020.
Ketua PKK Jabar Atalia Praratya menghadiri Rapat Kerja Wilayah PW Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jabar di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Sabtu 12 September 2020. /Instagram.com/@bkkbnjawabarat

PR TASIKMALAYA – Kasus perceraian semakin meningkat seiring dengan terjadinya Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat memiliki solusi untuk menerapkan program 21-25 Keren.

“Program 21-25 Keren merupakan kampanye dari BKKBN Jawa Barat untuk menguatkan konsep menikah di usia ideal. Perempuan minimal berusia 21 tahun dan laki-laki minimal berusia 25 tahun,” ujar Atalia Praratya Ridwan Kamil selaku Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: KPU Kabupaten Tasikmalaya mengadakan Lomba Jingle Pilkada, Simak Syarat dan Ketentuannya!

“Penting bagi kita semua untuk mengedukasi masyarakat dengan memberikan informasi tepat soal pernikahan di usia matang, 21-25,” ujarnya yang disampaikan pada acara Rapat kerja Wilayah (Rakerwil) PW Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) yang dilaksanakan di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung Jawa Barat pada Sabtu, 12 September 2020.

Menurut Atalia, salah satu indikator terkait banyaknya kasus perceraian di Jawa Barat adalah faktor ekonomi.

Faktor lainnya seperti cekcok rumah tangga, yang kesemuanya dipicu karena pernikahan di usia dini.

“Pernikahan di usia dini belum matang baik secara fisik maupun mental,” ujar Atalia.

Baca Juga: Terbaru, 221.523 Kasus Covid-19 Terkonfirmasi Sejak awal Maret 2020 hingga Hari Ini

TP PKK Jabar berkolaborasi dengan Fatayat NU Jabar dalam melakukan konseling pranikah.

Konseling pra-nikah dilakukan untuk menekan kasus perceraian yang ada di Jawa Barat.

Program tersebut bertujuan untuk mempersiapkan para calon orang tua, kemudian mereka bisa siap secara fisik maupun mental.

“Kami membuka diri untuk bekerja sama dengan BKKBN dalam mengembangkan program baru yang lebih tepat sasaran,” ujar Hirni selaku Ketua Fatayat NU Jawa Barat.

Baca Juga: Lamaran Kerja Sering Ditolak? Perhatikan 6 Hal Penting Berikut ini Agar Kamu Bisa Wujudkan Mimpi!

Salah satu program yang akan dilaksanakan adalah konseling pra-nikah yang telah disepakati belum lama ini.

Pengurus cabang yang berjumlah 27, 600an pengurus cabang, dan 6.000an pengurus ranting yang tersebar di tingkat kabupaten dan kota dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat akan berdampak besar, ujar Hirni.

Hirni berharap program konseling pranikah yang dilaksanakan bersama BKKBN Jawa Barat yang saat ini sedang proses MoU, merupakan titik awal untuk dapat membangun sinergi dalam melaksanakan program-program lainnya.

Baca Juga: Covid-19 Beri Keuntungan Bagi Beberapa Pihak, Startup Kesehatan dan Kebugaran India Makin Eksis

“Fatayat NU dapat menjadi subjek sekaligus objek dalam program-program pembangunan. Kami menyambut baik kerjasama ini,” ujar Hirni.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x