"Semua obat-obatan tersedia dan lengkap, termasuk infus. Infus ini dapat menangani penderita DBD yang mengalami shock," jelas Berli, seperti yang dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari laman resmi Pemprov Jabar, pada Jum'at, 13 Maret 2020.
Pun begitu, Berli memastikan semua fasilitas kesehatan di Jabar sudah memahami betul protokol dalam melakukan penanganan terhadap penderita DBD.
Baca Juga: Memasuki Usia ke-87, Persib Bandung Bagi-bagi Hadiah, Simak Caranya Berikut Ini
"Tetapi yang sering terjadi adalah keterlambatan mengantar anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan terdekat. Dari 15 kasus kematian itu rata-rata karena keterlambatan," katanya.
Selain itu, Berli mengimbau kepada masyarakat Jabar untuk bergerak dalam mencegah DBD. Ini dapat dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M Plus (menguras, menutup, memanfaatkan tempat yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk).
"Kita berharap masyarakat sudah melakukan gerakan Jumat Bersih atau apapun itu yang dilakukan secara masif dan bersama-sama. Sehingga, bisa menghilangkan tempat nyamuk berkembang biak," ucapnya.
Bahkan, Berli mengharap masyarakat aktif dalam proses fogging sejak awal, jauh sebelum area itu memiliki korban DBD, sehingga kegiatan itu tidak dilakukan sia-sia.
"Termasuk membantu kalau harus dilakukan fogging. Fogging itu dilakukan di tempat yang sudah positif ada virus deague pada darah seseorang, baru dilakukan fogging,"jelas Berli menutup pernyataannya.***