Network
PR TASIKMALAYA - Gubernur Jawa Barat yakni Ridwan Kamil mendapatkan tuduhan yang kurang menyenangkan.
Pasalnya Ridwan Kamil sebagai Gubernur dianggap diam atas adanya kasus predator seksual yang terjadi di Bandung.
Tak tinggal diam, Ridwan Kamil pun buka suara atas tuduhan yang diberikan kepadanya lantaran adanya kasus predator seksual itu.
Ridwan Kamil pun menjelaskan adanya dilema yang muncul lantaran memikirkan nasib para korban.
Baca Juga: 10 Tips Diet Sehat Ala Harvard School of Public Health, Salah Satunya Konsumsi Karbohidrat
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club yang dibagikan pada 15 Desember 2021, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa kejadian predator seksual di Bandung ini termasuk kategori kejadian luar biasa.
"Waktu kita diskusi dengan kepolisian, kepolisian mengambil sebuah kesimpulan bahwa ini kejadian yang sangat luar biasa," ujarnya.
"Butuh ada kesaksian-kesaksian dalam sidang peradilan sehingga kalau dirilis beritanya di bulan Mei," sambungnya.
Dijelaskan oleh Ridwan Kamil bahwa kabar tersebut sengaja ditahan demi menjaga korban dari orang-orang tidak berkepentingan untuk mengorek kehidupannya.
"Polda itu menganggap akan terjadi kehebohan luar biasa yang untuk gaya di masyarakat hari ini tidak hanya memaki, mencaci si pelakunya. Si korban pun suka dicari pak," jelasnya.
"Itu kejadian, waktu minggu-minggu ini akhirnya rilis. Itu orang tuanya dicari oleh media, anaknya, fotonya dirilis. Walaupun ditutup matanya kira-kira," sambungnya.
Baca Juga: Idol Kpop Chansung 2PM Buat Fans Terkejut soal Kabar Pernikahan dan Kehamilan Tunangannya
Ridwan Kamil mengaku memikirkan nasib korban yang sudah mulai tenang kehidupannya, namun harus kembali terusik.
"Sekarang mereka risau lagi pak, yang tadinya dari Mei sampai sekarang sudah agak tenang," ungkapnya.
"3 anaknya sudah sekolah, sekarang khawatir lagi takut ketahuan bahwa dia sedang bersekolah," sambungnya.
Baca Juga: Ikatan Cinta Hari Ini: Hampir Terungkap, Al akan Jauhi Andin karena Suruhan Hartawan di Mimpinya?
Hal tersebut yang membuat Ridwan Kamil menjadi dilema untuk menginformasikan kabar adanya predator seksual tersebut.
"Ini yang menjadi dilema, apakah dirilis di bulan Mei dengan resiko itu atau ditunda menjelang vonis," ujarnya.
"Biasanya dalam hukum acara pidana anak, perlindungan psikis itu dinomor satukan," pungkasnya.***
