BKKBN Jabar: Angka Kelahiran Tingga, Over Populasi Karena Kecenderungan Pasutri Punya 3 Anak

- 1 Mei 2021, 09:30 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) bersama Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Barat Wahidin (kiri) saat acara pengukuhan di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat 30 April 2021*/
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) bersama Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Barat Wahidin (kiri) saat acara pengukuhan di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat 30 April 2021*/ /Humas Pemda Provinsi Jawa Barat/

PR TASIKMALAYA - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Wahidin menuturkan, Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total di Jabar masih tinggi.

Tingginya angka kelahiran total (TFR) menandakan perempuan dalam usia subur cenderung memiliki tiga anak.

“TFR Jabar tinggi, 2,5 persen, artinya perempuan dalam usia subur itu cenderung punya anak tiga, tentu ini menjadi prioritas kita untuk pengendalian,” tutur Wahidin dalam siaran pers Humas Pemprov Jawa Barat yang diterima PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Jumat 30 April 2021.

Baca Juga: Atta Halilintar: Tidak Semua Orang Suka Lihat Kamu Bahagia dan Sukses

Maka tak heran, dibandingkan dengan wilayah lain Jawa Barat memiliki tantangan tersendiri karena memiliki populasi terbesar.

Dorong Pasutri Pakai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Untuk menekan tingginya TFR ini lanjut Wahidin mengatakan, salah satu strategi yang akan dilakukan BKKBN Jabar yakni, mendorong pasangan usia subur menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang.

Baca Juga: Lakukan Pesta Sabu, Sejumlah Anggota Polrestabes Surabaya Ditangkap, Salah Satunya berpangkat AKBP

“Metode ini akan memperkecil putus pakai karena di Jabar terbesarnya menggunakan suntik dan pil,” kata dia.

Sekilas tentang Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Barat Wahidin. Sebelumnya ia merupakan Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN.

Pada 2016, Wahidin juga pernah menjabat Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Bunga yang Kamu Pilih Akan Ungkap Karakter Aslimu!

Sebelumnya, dalam acara pengukuhan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Wahidin yang dilakukan di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat 30 April 2021.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada Wahidin yang baru saja dilantik atau dikukuhkan sebagai Kepala BKKBN Jawa Barat untuk bekerja gaspol, langsung ngabret.

“Mohon untuk gaspol saja, karena ini cuma seremoni, langsung ngabret saja apa yang tadi saya titipkan,” tutur dia.

Baca Juga: Dikritik karena Kerap Pamer Kemewahan, Atta Halilintar Ajak Aurel Hermansyah Berbuka Puasa di Warteg

Mengingat di Jawa Barat angka kelahirannya masih tinggi yakni 2,5 persen, dan dikhawatirkan bisa berpotensi over populasi atau lonjakan penduduk.

Maka, BKKBN Jawa Barat diminta untuk menekan angka kelahiran tersebut. Apalagi dalam teori perencanaan pembangunan sumber masalah itu adalah over populasi.

“Pada saat mereka dewasa akan berebut sumber daya, karena hakekatnya pembangunan itu tidak bisa dihentikan, yang bisa itu dikendalikan,” ucap dia.

Baca Juga: Bukan Sekedar Pembersih Toilet, Polri Sebut Barang Bukti di Sekretariat FPI Sebagai Bahan Berbahaya

Proporsi jumlah penduduk dengan keterbatasan sumber daya inilah yang harus menjadi perhatian BKKBN Jawa Barat. ***

Editor: Tita Salsabila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x