PR TASIKMALAYA - Sejak Minggu, 7 Februari 2021 Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat mengalami hujan dengan intensitas yang tinggi. Akibatnya terjadi pergerakan struktur tanah di sekitaran waduk disebabkan peningkatan debit air di waduk Cipancu sehingga meluap.
Hal tersebut juga menyebabkan meluapnya air sungai Cilalanang, Cipanas, Cipelang, dan Cimanuk ke jalan desa di Indramayu. Terdapat pergeseran kurang lebih sekitar 2 meter ke arah luar dari dinding penahan Waduk Cipancu akibat dari tingginya debit air.
Sebanyak 22 Kecamatan di Kabupaten Indramayu tergenang banjir dan berdampak terhadap 25.206 rumah. Banjir juga tidak hanya merendam rumah warga, terdapat 2.096 hektar sawah warga yang juga terendam banjir.
Baca Juga: BLT UMKM Rp2,4 Juta Cair Februari 2021, Simak Kriteria Penerimanya di Sini
Berdasarkan dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Warga dari Kecamatan Haurgeulis dan Kecamatan Losaran mengungsi ke tempat aman berjumlah 23.220 warga
Banjir juga mengakibatkan jatuh nya korban jiwa, dilaporkan dua orang warga meninggal dunia dari Desa Karang Tumaritis, Kecamatan Haurgeulis.
"Kondisi hingga Selasa 9 Februari 2021pukul 16.00, tinggi mata air Waduk Cipancu sudah mengalami penurunan hingga ± 150 cm karena pintu dinding waduk sudah dibuka," ujar Raditya Jati selaku Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB .
"Rencananya, Dinas Perairan akan memasangkan bambu dan menarik lurus bambu untuk mengetahui bagaimana keadaan tanah di sekitar waduk," sambungnya, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman BNPB pada 10 Februari 2021.
Laporan dari BPBD Kabupaten Indramayu menjelaskan kondisi Waduk Cipancu pada Rabu 10 Februari 2021 pada pukul 10.00 WIB terpantau aman.
Di Beberapa kecamatan, banjir mulai berangsur surut. Namun, masyarakat diimbau agar tetap waspada.
Untuk melakukan pendataan serta mengevakuasi warga yang terdampak, BPBD Kabupaten Indramayu telah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak.
BPBD Kabupaten Indramayu melakukan koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Indramayu, Kecamatan Haurgeulis, Kepala Desa Kuwu Haurkolot, HSSE PLN dan BBWS Citarum beserta instansi terkait lainnya.
Menteri Sosial Republik Indonesia, Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T., telah mengunjungi lokasi kejadian sekaligus meninjau lokasi pengungsian di Kecamatan Haurgeulis.
Untuk mempermudah mengenai proses penanganan, pemerintah akan menutup jalan utama Haurgeulis - Gantar.
BPBD meminta agar masyarakat selalu waspada dan dapat mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu wilayah yang memiliki risiko tanah longsor dengan intensitas sedang hingga tinggi berdasarkan Menurut kajian InaRISK Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Luas bahaya longsor yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 268 hektar dengan satu kecamatan yang berpotensi terpapar tanah longsor.
Baca Juga: Tanggapi Anggota FPI jadi Tersangka Jaringan Teroris, Gun Romli: Dulu Gus Dur juga Sudah Bilang
Wilayah Indramayu akan berpotensi mengalami hujan yang disertai dengan angin kencang hingga Jumat 12 Februari 2021 mendatang, hal tersebut berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Untuk menghadapi musim hujan yang akan terjadi di beberapa wilayah sampai akhir Februari 2021, BNPB menghimbau masyarakat agar selalu waspada.
Untuk memantau prakiraan cuaca, masyarakat bisa mengakses laman BMKG dan untuk mengetahui kawasan risiko bahaya melalui laman InaRISK.***