Konsumsi Obat Tak Berdokumen, Seorang Gadis Pilih Terjun dari Pesawat hingga Tewas

- 8 November 2020, 16:08 WIB
Ilustrasi Pesawat.
Ilustrasi Pesawat. /ANTARA/

Tom Osborne mengatakan bahwa Alana menderita reaksi psikotik/delirium yang menyebabkan perilaku semacam itu hingga kematiannya.

Tom pun menambahkan bahwa perilaku itu diakibatkan oleh obat anti-malaria doksisiklin. Namun yang mengejutkan adalah dalam kertas informasi obat itu, kemungkinan seperti ini sama sekali tidak tertulis.

Baca Juga: Kisah Masa Lalu Joe Biden, Sempat Ingin Akhiri Hidup usai sang Istri Meninggal Dunia

"Jika dia atau orang tuanya mengetahui kemungkinan efek samping ini, mereka mungkin dapat melakukan intervensi lebih awal untuk menghindari kematiannya," kata Tom Osborne.

Dalam sebuah pernyataan orang tuanya, Neil dan Alison Cutland mengatakan, kematian Alana merupakan sebuah kejadian tragis yang pada dasarnya disebabkan oleh efek samping obat doksisiklin.

“Kami menyadari bahwa obat-obatan semacam itu memiliki peran penting, tetapi kami terkejut menemukan bahwa efek samping yang begitu parah bisa tidak terdokumentasi,” jelasnya.

Baca Juga: Perjalanan Karir Kamala Harris, Wanita Berdarah Asia yang Sukses jadi Wakil Presiden AS

Dalam kasus yang sangat jarang, sejumlah obat anti-malaria dapat menyebabkan paranoia, depresi, halusinasi, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Doksisiklin, yang diresepkan untuk mengobati infeksi bakteri, telah diakui sebagai obat anti-malaria selama lebih dari 50 tahun.

Mr dan Mrs Cutland, yang sama-sama berusia 64 tahun mengatakan bahwa mereka telah “dikelilingi oleh kepedulian dan dukungan dari banyak orang” sejak kematian Alana.

Baca Juga: Cocok untuk Diet, Berikut Resep Donat Brownies Gluten Free

MHRA menerangkan bahwa mereka telah meninjau dugaan keterkaitan antara doksisiklin dan gangguan psikotik.

Alana sebelumnya dijadwalkan akan tinggal di Madagaskar selama enam minggu. Namun, setelah delapan hari, ia diminta pulang oleh orang tuanya karena sakit.

Namun, keluarga itu menyewa pesawat kecil untuk menjemputnya dari sebuah penginapan di bagian utara pulau menuju bandara internasional Ivato Antananarivo di Madagaskar, di mana ia akan terbang ke Paris kemudian ke London.

Baca Juga: Kamala Harris Jadi Wapres AS Terpilih, Sosok Douglas Emhoff Ikut Mencuat

Akan tetapi, setelah lima menit setelah lepas landas, Alana terjun dari pesawat.

Menurut laporan di pulau itu, beberapa jam menjelang kematiannya, Alana beberapa kali menelpon orang tuanya dengan gelisah dan menyebut bahwa ia mengalami stres dan paranoia.

Mr dan Mrs Cutland meyakinkan Ruth Johnson, seorang peneliti berusia 51 tahun, untuk menemaninya di pesawat jenis Cessna dengan lima kursi karena mengkhawatirkan Alana.

Baca Juga: Pidato Pertama sebagai Wapres AS Terpilih, Kamala Harris Kenang Jasa sang Ibunda

Nomenjahary, seorang kepala polisi Madagaskar, mengungkapkan, Alana mendobrak pintu dan bertengkar dengan Ruth dan pilot saat mereka berusaha menariknya kembali ke kabin.

Nomenjahary mengemukakan bahwa mahasiswi itu menderita lima serangan paranoia sekaligus dalam sebuah kegiatan penelitian yang gagal untuk melihat krustasea Madagaskar yang langka.***

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah