Dunia Makin Lantang Kecam Tindakan Presiden Prancis, Emmanuel Macron 'Ngotot' dengan Pendapatnya

- 1 November 2020, 11:29 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron.*
Presiden Prancis, Emmanuel Macron.* /Instagram/@emmanuelmacron./

Serangan di Nice, pada saat Muslim tengah merayakan ulang tahun Nabi Muhammad, terjadi di tengah kemarahan Muslim yang meningkat di seluruh dunia atas pembelaan Prancis atas hak untuk menerbitkan kartun yang
menggambarkan Nabi mereka.

Pada 16 Oktober, Samuel Paty, seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris, dipenggal kepalanya oleh seorang warga Chechnya yang berusia 18 tahun yang tampaknya marah oleh gurunya yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas selama pelajaran kewarganegaraan.

Para pengunjuk rasa mengecam Prancis dalam aksi unjuk rasa jalanan di beberapa negara mayoritas Muslim, dan beberapa telah menyerukan boikot produk keluaran Prancis.

Prancis, yang gelisah mengantisipasi kemungkinan serangan lainnya, tersentak pada Sabtu malam ketika seorang imam Ortodoks Yunani ditembak dan terluka di gerejanya di kota Lyon di Tenggara. Tetapi para pejabat tidak memberikan indikasi bahwa ada dugaan terorisme.

Baca Juga: Oknum Geng Moge Ditahan, DPR: Jangan Takut 'Beking-Bekingan', Siapapun Pelakunya Harus Diproses

Dalam upayanya memperbaiki apa yang dia katakan sebagai kesalahpahaman tentang niat Prancis di dunia Muslim, Macron menyampaikan wawancara kepada jaringan televisi Arab Al Jazeera yang disiarkan pada Sabtu.

Ia mengatakan Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun.

Namun, dia menekankan bahwa tidak berarti dia atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu, yang oleh Muslim dianggap menghujat, atau
bahwa Prancis sama sekali anti-Muslim.

“Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang dapat dikejutkan oleh
kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik atas kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar,” ungkap Macron, menurut transkrip wawancara yang dirilis oleh kantornya.

Baca Juga: Terang-Terangan Dukung Joe Biden di Pilpres AS 2020, Obama: Trump Tidak Serius Jadi Presiden

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah