'The Great Dictator', Ketika Charlie Chaplin Menonjolkan Kemiripannya dengan Adolf Hitler

- 17 Oktober 2020, 16:36 WIB
Charlie Chaplin saat berperan dalam film The Great Dictator.
Charlie Chaplin saat berperan dalam film The Great Dictator. //Dok. Jewish Film Festival

PR TASIKMALAYA - 'The Great Dictator' adalah sebuah film komedi satir karya Charlie Chaplin yang ditayangkan perdana di Kota New York pada 15 Oktober 1940, saat Perang Dunia II sedang berkecamuk di Eropa.

Charlie Chaplin, salah satu bintang terbesar di Amerika pada saat itu, mengejutkan banyak orang dengan pilihannya atas topik yang politis dan tepat waktu untuk film bersuaranya yang pertama.

Sejarah produksi film tersebut didokumentasikan secara lengkap dalam buku Paul Duncan, yang pertama kali diterbitkan tahun 2015 yang berjudul The Charlie Chaplin Archives.

Baca Juga: Kelestarian Lingkungan Jadi Topik Penting Dalam Pengelolaan Perikanan, DPR: Bantu Juga Alam

Buku tersebut menunjukkan bagaimana seni pembuatan film yang tampaknya tanpa usaha sesungguhnya didasarkan pada proses kerja yang melelahkan.

Sama-sama lahir di bulan April 1889, Chaplin dan Hitler juga memiliki kemiripan fisik, atau setidaknya terkait dengan tokoh fiksi yang berulang kali dibawakan oleh Chaplin, the Tramp.

"Pada masa itu di Munich, saya tinggal di Thiersh Strasse dan saya sering melihat di jalan seorang pria yang samar-samar mengingatkan saya pada edisi militan Charles Chaplin, karena kumisnya yang khas dan cara berjalannya yang memantul," kenang penulis William Walter Crotch dalam majalah New Statesman.

Seorang penjual makanan kemudian memberi tahu Crotch bahwa orang yang dimaksud adalah Herr Adolf Hitler, pemimpin kelompok politik pinggiran kecil.

Baca Juga: Kanada Tangguhkan Pengiriman Teknologi Drone ke Turki, Erdogan: Bertentangan dengan Semangat Aliansi

Hitler dan Chaplin sudah seringkali dihubung-hubungkan sejak bertahun-tahun sebelum film 'The Great Dictator', ketika pembuat film itu dikecam oleh pasukan nasionalis di Jerman.

"Charlie Chaplin adalah seorang Yahudi. Plot dalam film-filmnya adalah tentang pencuri kecil yang berulang kali bermasalah dengan hukum," bunyi dari makalah propaganda Der Stürmer mencatat pada tahun 1926. 

Pernyataan itu sendiri adalah fiksi, Chaplin bukanlah seorang Yahudi, tetapi dia menolak untuk membuat pernyataan publik tentang hal itu.

"Ia berpendirian adalah bahwa siapa pun yang menyangkal itu akan bersangkutan dengan anti-Semit," kata politisi dan pembuat film asal Inggris, Ivor Montagu. Solidaritas dengan Yahudi adalah salah satu pesan utama dalam film Chaplin.

Baca Juga: Kerajinan Rotan Sintetis Warga Binaan Tasikmalaya Banyak Diminati, Sengaja Dikerjakan di Dalam Lapas

Parodi Sosialisme Nasional dengan kecerdasan dan kedalaman, sutradara film sekaligus tokoh utama memberikan gambaran yang sangat tepat tentang tingkah laku Hitler.

Bagian dari efeknya, dalam film bersuara Chaplin yang pertama adalah parodi pedas dari gaya retorika Hitler dan caranya membawakan bahasa Jerman yang berlebihan dengan suara parau yang juga berlebihan.

Hal terlucu di dunia, kata Charlie Chaplin, adalah membuat orang-orang sombong yang memiliki kedudukan tinggi terlihat konyol.

The Great Dictator memadukan kecerdasan, tragedi, dan kemanusiaan dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh Chaplin.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Benarkah Mahasiswa Tertembak Saat Demo UU Cipta Kerja?

Setelah pemutaran perdana, New York Times memuji komedi satir tersebut.

"Pencapaian yang benar-benar luar biasa oleh seniman yang benar-benar hebat dan, dari satu sudut pandang, barangkali adalah film paling berarti yang pernah diproduksi," ujar pihak New York Times. 

"Seandainya saya mengetahui tentang kengerian yang sebenarnya dari kamp konsentrasi Jerman, saya tidak akan bisa menjadi Diktator Agung," ujar Chaplin dalam film tersebut.

Meskipun penonton bereaksi positif pada saat pengujian pemutaran di Jerman yang diselenggarakan tepat setelah akhir Perang Dunia II, otoritas AS memutuskan untuk menunggu beberapa tahun sebelum merilis film tersebut di sana. Der große Diktator tidak tayang di bioskop Jerman sampai tahun 1958.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: DW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x