Ngotot Minta PM Thailand Mengundurkan Diri, Sebagian Demonstran Alami Luka-luka

- 17 Oktober 2020, 13:38 WIB
Aksi demonstrasi mahasiswa di Thailand yang menuntut Perdana Menteri Prayut mundur dari jabatannya.
Aksi demonstrasi mahasiswa di Thailand yang menuntut Perdana Menteri Prayut mundur dari jabatannya. /New York Times/Adam Dean

Dua aktivis lainnya ditangkap berdasarkan undang-undang yang mencakup kekerasan terhadap ratu karena diduga terlibat dalam cemoohan iring-iringan mobil. Mereka bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Gerakan protes diluncurkan pada bulan Maret oleh mahasiswa dan tuntutan inti aslinya adalah pemilihan baru, perubahan konstitusi agar lebih demokratis, dan diakhirinya intimidasi terhadap aktivis.

Para pengunjuk rasa menuduh Prayuth, yang sebagai komandan militer memimpin kudeta tahun 2014 yang menggulingkan pemerintah terpilih, dikembalikan ke tampuk kekuasaan secara tidak adil dalam pemilihan umum tahun lalu karena undang-undang telah diubah untuk mendukung partai pro-militer.

Baca Juga: Dianggap Telah Langgar Protokol Kesehatan, Cristian Ronaldo Dapat Belaan dari Presiden Juventus

Tetapi gerakan itu mengambil giliran yang menakjubkan pada bulan Agustus, ketika para mahasiswa di rapat umum menyuarakan kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap monarki dan mengeluarkan seruan untuk reformasinya.

Keluarga kerajaan Thailand telah lama dianggap sakral dan dan dianggap sebagai pilar identitas Thailand.

Raja Maha Vajiralongkorn dan anggota penting keluarga kerajaan lainnya dilindungi oleh undang-undang lese majeste yang secara teratur digunakan untuk membungkam para kritikus yang berisiko hingga 15 tahun penjara jika dianggap telah menghina institusi tersebut.***

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x