Permintaan Maaf Kim Jong Un Dinilai Tak Tulus, Korsel Berniat Selidiki Kasus Penembakan Warganya

- 26 September 2020, 20:48 WIB
MOON Jae-in (Korsel) dan Kim Jong-un (Korut).*
MOON Jae-in (Korsel) dan Kim Jong-un (Korut).* //Twitter/@TheBlueHouseENG @DPRK_

PR TASIKMALAYA - Sabtu, 26 September 2020 pihak Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk menyelidiki lebih lanjut penembakan seorang pejabat perikanan Korea Selatan dan menyarankan hal tersebut menjadi penyelidikan bersama oleh kedua belah pihak, karena kemarahan publik dan politik atas insiden tersebut semakin meningkat.

Tindakan itu dilakukan karena permintaan maaf yang jarang dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampaknya telah gagal menenangkan kritik atas penanganan pemerintah Moon Jae in atas kecelakaan itu.

Setelah pertemuan Dewan Keamanan Nasional tadi malam, kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan akan menyerukan penyelidikan bersama atas kasus tersebut dengan Korea Utara jika diperlukan, dengan mengatakan ada perbedaan dalam laporan kecelakaan dari kedua belah pihak.

Baca Juga: Menanggapi Prediksi ITB Soal Tsunami, ini 3 Hal Penting yang Harus Dilakukan dalam Mitigasi Bencana

Militer Korea Selatan mengatakan pada hari Kamis bahwa tentara Korea Utara membunuh pria itu, menyiram tubuhnya dengan bahan bakar dan membakarnya di dekat perbatasan laut.

Tetapi pemerintah Korea Utara dalam sebuah pesan pada hari Jumat, 25 September 2020 menyatakan bahwa tentaranya menembak "penyusup ilegal" dan membantah telah membakar tubuhnya.

Dalam pesan tersebut, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikutip menawarkan permintaan maaf karena mengecewakan rekannya Moon Jae-in dan rakyat Korea Selatan.

Baca Juga: Akan Jadi Kebiasaan Baru, WFH Diprediksi Bill Gates Akan Berlanjut Bahkan Setelah Pandemi Selesai

Oposisi utama People Power Party mengatakan pada hari Sabtu bahwa permintaan maaf Kim tidak tulus, menyerukan kepada pemerintah Moon Jae In untuk mengirim kasus tersebut ke Pengadilan Kriminal Internasional dan Dewan Keamanan AS.

Pemerintahan Moon Jae In menghadapi reaksi politik yang intens atas bagaimana ia menanggapi insiden tersebut, yang bertepatan dengan dorongan baru oleh presiden untuk terlibat dengan Pyongyang.

Kritikus menuduh Moon gagal menyelamatkan nyawa warga dan bersikap lunak terhadap Korea Utara, dengan mengatakan militer tidak berusaha menyelamatkannya meskipun melihatnya enam jam sebelum dia ditembak mati.

Thae Yong Ho, mantan wakil duta besar Korea Utara untuk London yang membelot ke Selatan, dan menjadi anggota parlemen saat ini buka suara. 

Baca Juga: Vaksin Ad26.COV2.S Tengah Dikembangkan, Diklaim Bisa Hasilkan Respon Kekebalan Kuat terhadap Corona

“Perdamaian itu penting dalam hubungan antar-Korea, tapi yang terpenting adalah kehidupan rakyat kita. Orang-orang kami ditembak oleh Korea Utara dan mengapa tidak ada gerakan seperti "Kehidupan Korea penting" di Korea Selatan?" ujarnya. 

Pada pertemuan satuan tugas parlemen untuk menyelidiki kasus tersebut, anggota parlemen Korea Selatan juga memberikan keterangan. 

"Saya depresi. Mengapa kita lemah di depan Korea Utara,” ujarnya. 

Pejabat kementerian maritim tersebut dilaporkan hilang saat bertugas di kapal perikanan dekat pulau Yeonpyeongdo dekat perbatasan laut Korea Selatan.

Baca Juga: Menyebut Dirinya Presiden 'Hukum dan Ketertiban', Joe Biden: Trump Bukan Pemimpin yang Kuat

Militer Korea Selatan mengatakan pria itu tampaknya berusaha untuk membelot ke Korea Utara, tetapi saudanya membantah klaim tersebut, mengatakan bahwa ia mengalami kecelakaan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x