PR TASIKMALAYA - Sebuah gesekan yang dilaporkan sebagai benih perpecahan antara Israel dan Amerika Serikat (AS) dikabarkan terjadi setelah mayoritas suara di resolusi PBB menyetujui adanya gencatan senjata di Gaza.
Dalam hal ini, dilansir dari The Guardian, Rabu, 13 Desember 2023, Israel dan AS kini telah menunjukan ketidaksepakatan publik mereka yang paling tajam mengenai masa depan perang melawan Hamas.
Hal itu terjadi ketika kedua sekutu tersebut semakin terisolasi oleh seruan dari kesepakatan dunia di forum PBB untuk melaksanakan adanya gencatan senjata.
Menurut laporan Associated Press, perpecahan ini mulai terjadi pada Selasa, 12 Desember 2023, tepatnya ketika pasukan Israel melakukan serangan di Gaza dengan menghancurkan banyak rumah di sana.
Baca Juga: Palestina Sebut Jumlah Korban Tewas di Gaza Capai 17 Ribu Orang, Mayoritas Anak-anak dan Perempuan
Merespon hal itu, Presiden AS, Joe Biden dikabarkan telah berbincang secara langsung dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dalam isi pembicaraannya, dirinya mencoba memberitahu bahwa mereka kini tengah kehilangan dukungan internasional.
Joe Biden menyatakan alasan mereka kehilangan dukungan itu karena “pengeboman tanpa pandang bulu”. Selain itu, Netanyahu juga diminta untuk mengubah komposisi pemerintahannya, yang kini tengah banyak diisi oleh partai-partai sayap kanan.
Sementara itu dalam waktu yang tak jauh berbeda dari serangan Israel, Majelis Umum PBB mengeluarkan sebuah resolusi yang berisi seruan untuk adanya gencatan senjata di Gaza. Hasilnya sebanyak 153 suara mendukung, 10 menentang, dan 23 abstain.
Menurut The Guardian, hasil ini sebenarnya hanya bersifat simbolis. Meski demikian, tetap dapat dijadikan barometer yang sangat terkait opini dunia.