Dianggap Rasis, Iklan Sampo Ternama di Afika Selatan Tuai Kecaman

- 9 September 2020, 14:32 WIB
KERUMUNAN warga Afrika Selatan mendemo toko Clicks karena telah mempromosikan rasisme lewat iklan sampo.*
KERUMUNAN warga Afrika Selatan mendemo toko Clicks karena telah mempromosikan rasisme lewat iklan sampo.* /AFP

PR TASIKMALAYA - Partai Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF) Afrika Setelan menggeruduk sebuah toko ritel terkemuka.

"Mereka harus kehilangan pendapatan, mereka harus kehilangan keuntungan karena rasisme mereka," kata Wakil Presiden EFF, Floyd Shivambu.

Hal itu dipincu lantaran sebuah iklan sampo merek ternama yang dianggap berbau rasis dan berakhir kontroversial.

Baca Juga: Langkah Perdamaian Dinilai Masih Jauh, Tiongkok Kembali Kirim Tentara dan Tank di Perbatasan India

Dikutip dari Daily Sabah, ratusan pendemo mendatangi Clicks Store di Mall of the North di Polokwane pada Senin, 7 September 2020 lalu.

Para pendemo menuntut agar iklan sampo yang menggambarkan seorang kulit hitam dengan rambut kusut dan kulit putih dengan rambut normal bisa dihentikan.

Perusahaan yang memiliki 500 cabang di seluruh Afrika Selatan itu pun akhirnua menyampaikan permohonan maaf. Namun, EFF ingin ritel ditutup selama lima hari.

Baca Juga: Berulang kali Berhasil Digagalkan, Bunuh Diri Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kini Tak Bisa Dicegah

"Kami di sini untuk mengatakan dengan damai bahwa rasisme adalah kekerasan. Kami butuh keadilan, bukan permintaan maaf.

"Siapa yang menyebut orang kulit hitam jelek? Orang kulit putih menghina kami dan mereka meminta maaf, mereka pikir itulah akhirnya.

"Kami telah diproyeksikan sebagai orang jelek untuk waktu yang sangat lama oleh orang kulit putih. Ini harus berakhir di beberapa titik, dan itu dimulai total dengan Clicks, kami lelah," kata pemimpin EFF, Julius Malema.

Baca Juga: Pesona Eksotis Leuwi Kanjeng Daleum, Wisata Air Baru di Cibalong Garut

Iklan kontroversi itu juga akhirnya melahirkan tagar #RacismMustFall dan #BlackHairIsNormal yang sempat trending di Twitter.

Sebelumnya, EFF juga sempat mengecam iklan pakaian Swedia Hennes and Mauritz (H&M) pada tahun 2018 lalu.

Iklan pakaian itu menunjukkan seorang anak laki-laki berkulit hitam yang mengendakan hoodie hijau dengan tulisan 'monyet paling keren di hutan', memicu kemarahan di media sosial.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah