Agresi Militer Israel Sebabkan Ratusan Warga Sipil Gaza Tewas dalam Serangan Terhadap Rumah Sakit

- 18 Oktober 2023, 18:05 WIB
Masyarakat di Kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan pada Kamis (12/10/2023) membantu upaya penyelamatan para korban rentetan serangan udara Israel.
Masyarakat di Kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan pada Kamis (12/10/2023) membantu upaya penyelamatan para korban rentetan serangan udara Israel. /ANTARA/Khaled Omar/Xinhua/tm/

Baca Juga: Mahfud MD Terpilih jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno Akui Tak Kecewa

Respons dari Dunia Internasional

Kabar tentang serangan terhadap rumah sakit dan jumlah kematian yang tinggi memicu kecaman dari banyak negara, terutama menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat, Joseph Biden, ke Israel.
Rusia dan Uni Emirat Arab menuntut pertemuan Dewan Keamanan PBB dan bentrokan pecah di Tepi Barat.

Sehari sebelumnya, PBB melaporkan bahwa serangan udara Israel telah mengenai salah satu sekolah mereka di mana setidaknya 4.000 orang mencari perlindungan.

 Menurut laporan tersebut, enam orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan tersebut. Militer Israel menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tersebut.

Baca Juga: Kapan Capres dan Cawapres Daftar? Ini Jadwal Rangkain Pendaftaran hingga Penetapan Nomor Urut

Ketika memberikan keterangan kepada para wartawan, Hagari mempertanyakan jumlah kematian warga Palestina dalam serangan terhadap rumah sakit dan mengklaim bahwa fasilitas tersebut tidak menerima serangan langsung.

Militer Israel memiliki operasi angkatan udara di daerah sekitar saat serangan terhadap rumah sakit terjadi.

"Saya tidak tahu berapa banyak orang yang terkena dampak di sini. Belum ada yang dapat memverifikasinya saat ini." kata Hagari.

Presiden Amerika Serikat, Joseph Biden, menyatakan dirinya "marah dan sangat sedih atas ledakan" di rumah sakit dan kehilangan nyawa yang terjadi.

Baca Juga: Jadwal Tayang The Escape of the Seven Episode 9: Lengkap dengan LINK NONTON dan BOCORAN CERITA!

Dalam sebuah pernyataan, ia mengatakan bahwa telah berbicara dengan para pemimpin Yordania dan Israel.

"Mengarahkan tim keamanan nasional saya untuk terus mengumpulkan informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi." kata Joe Biden.

Otoritas kesehatan di Gaza melaporkan bahwa sebelum insiden pada hari Selasa, setidaknya 3.000 orang telah tewas. Selama 11 hari pengeboman Israel, militan Hamas menyerbu kota-kota Israel pada tanggal 7 Oktober.

Orang-orang yang mengungsi akibat serangan udara Israel berbondong-bondong menuju rumah sakit, mencari perlindungan di sekitarnya dengan harapan akan lebih aman.

Baca Juga: Gibran soal Keterlibatan dengan Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud: Saya Nunggu Waktu untuk Dipanggil

Minggu lalu, Israel memerintahkan semua penduduk yang tinggal di setengah utara Jalur Gaza, yang hanya memiliki panjang 45 km dan dihuni oleh 2,3 juta orang, untuk meninggalkan rumah mereka dan pergi ke selatan.

Namun, serangan udara telah menyasar berbagai target di enklave tersebut dan meskipun ada ekspektasi akan adanya invasi darat Israel, sebagian orang yang mengungsi telah mulai kembali ke utara.

Organisasi Kesehatan Dunia menyebut serangan terhadap rumah sakit tersebut sebagai sesuatu yang "belum pernah terjadi dalam skala ini."

Halaman:

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah