Ledakan di Beirut Memperparah Krisis Ekonomi Lebanon, Presiden Michel Minta Bantuan Internasional

- 8 Agustus 2020, 15:00 WIB
Kehancuran di Beirut, Lebanon. (AFP/Patrick Baz)
Kehancuran di Beirut, Lebanon. (AFP/Patrick Baz) /(AFP/Patrick Baz)

Pada Kamis, 6 Agustus 2020 Macron mengirimkan 3 pesawat dengan bantuan kesehatan dan 55 personil keamanan.

Ia menjanjikan akan melanjutkan memberikan bantuan, termasuk upaya membangun tempat tinggal bagi para korban selamat.

Sedangkan, di hari yang sama otoritas Lebanon telah menahan 16 petugas pelabuhan Beirut sebagai tahanan rumah, hingga proses penyelidikan ledakan selesai.

Baca Juga: Sempat akan Dijemput Paksa Pihak Kepolisian, Pengacara Djoko Tjandra Akhirnya Jalani Pemeriksaan

“Solidaritas akan berlanjut, untuk pengadaan bantuan seperti makanan, bantuan kesehatan, material gedung, untuk membantu ratusan ribu warga Lebanon yang tidak memiliki tempat tinggal,” ujar Macron, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs RRI.

Selain itu, Lebanon juga dihadapkan dengan terbataskan bangunan rumah sakit untuk merawat pasie Covid-19 juga pasien ledakan Beirut.

Di antaranya, bahkan ditempatkan di luar rumahsakit. Sedangkan, inflasi lebih dari 100 persen juga terjadi hingga saat ini yang diawali sejak Revolusi Oktober 2019.

Baca Juga: Tetapkan Target Perolehan Suara di Pilkada Solo 2020, Gibran: Pasti Menang, Harus 80 Persen ke Atas

Di mana sebelumnya nilai tukar 1 Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar 1.515 Lebanese Pound (LBP). Saat ini nilai tukar 1 Dolar Amerika Serikat mencapai 7.400 LBP.

Sementara, kelangkaan pangan juga dikhawatirkan terjadi. Mengingat, 80 persen bahan pokok Lebanon merupakan komoditas impor dengan 70 persen diantaranya masuk melalui pelabuhan yang meledak tersebut.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x