PR TASIKMALAYA - Ledakan besar akibat amonium nitrat di Pelabuhan Beirut, Lebanon menewaskan hampir 137 orang pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Ledakan itu juga membuat 5.000 orang lebih mengalami luka-luka dan ribuan lainnya dilaporkan kehilangan tempat tinggal.
Hingga kini, ledakan Beirut yang menyita perhatian mata dunia di tengah pandemi virus corona itu telah memunculkan fakta baru.
Baca Juga: Monumen Cincin Olimpiade 2020 di Teluk Tokyo Dilepas
Pemerintah Lebanon diketahui telah menahan 16 staf Pelabuhan Beirut untuk proses inversitgasi lanjutan.
Dikutip dari AFP, Jaksa Militer Lebanon Fadi Akiki menyebut ada 18 petugas yang dipanggil, namun 16 diantaranya telah ditahan untuk penyelidikan.
Mereka yang ditahan adalah petugas bea cukai, bagian perawatan dan manajer, serta petugas pelabuhan.
Baca Juga: KABAR GEMBIRA! Karyawan Bergaji di Bawah Rp 5 Juta Bakal Terima Bantuan
Selain menahan belasan pegawai, Bank Sentral Lebanon juga telah membekukan aset milik tujuh orang pejabat pelabuhan dan bea cukai, salah satunya milik Direktur Umum Bea Cukai Lebanon Badri Daher.
"Pagi ini kami mengambil keputusan untuk membentuk panitia investigasi, dalam waktu maksimal empat hari (mereka) harus memberikan laporan rinci tentang pertanggungjawaban (ledakan). Akan ada putusan pengadilan," ungkap Menteri Luar Negeri Lebanon, Charbel Wehbe.