Data Populasi di Jepang Semakin Memprihatinkan, Dubes Jepang: Orang Jepang Banyak Lebih Memilih Hidup Lajang

- 15 April 2023, 16:51 WIB
Ilustrasi. Populasi di Jepang dikabarkan semakin menurun, Duta Besar Negeri Matahari Terbit sebut kaum muda lebih memilih melajang.
Ilustrasi. Populasi di Jepang dikabarkan semakin menurun, Duta Besar Negeri Matahari Terbit sebut kaum muda lebih memilih melajang. /Unsplash/Alex Block

PR TASIKMALAYA - Krisis Populasi di Jepang semakin memperihatinkan. Info terbaru mengatakan bahwa ribuan sekolah tutup karena tidak ada anak-anak yang mendaftar sekolah.

Hal ini semakin menguatkan bahwa Jepang saat ini mengalami resesi seks. Pemerintah Negeri Matahari Terbit itu telah lama membuat program edukasi untuk mengajak kalangan muda segera menikah.

Namun, program tersebut belum cukup untuk membantu krisis populasi Jepang yang semakin menurun. Ditambah kematian akibat Covid-19, tingkat bunuh diri yang masih tinggi, semakin memperparah keadaan.

Ditemui di sela-sela acara berbuka puasa bersama Tokoh Islam di Jakarta pada hari Jumat 14 April 2023, seperti yang dikutip dari PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasuji Kenji mengatakan bahwa faktor utama menurunnya populasi di Jepang adalah para kaula muda lebih memilih melajang ketimbang menikah karena melajang adalah gaya hidup yang bebas, tidak terbebani dengan tanggung jawab untuk menikah dan memiliki anak.

Baca Juga: Bukan Hanya Populasi Global, Sistem Kapitalisme Berdampak pada Lingkungan! Ini Penjelasannya

“Ini hanya tebakan saya, tetapi saya kira anak-anak muda sekarang membangun gaya hidup mereka sebagai orang lajang,” kata Kanasugi Kenji.

Data dari Pemerintah Jepang mengatakan bahwa angka kelahiran anjlok di bawah 800.000 pada tahun 2022.

Yang lebih memprihatinkan lagi, sekitar 450 sekolah tutup setiap tahunnya. Mereka menutup sekolah karena tidak ada anak-anak yang mendaftar sekolah apalagi di daerah-daerah terpencil.

Namun, kata Kasugi Kenji kabar ratusan sekolah yang ditutup tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena banyak yang kemudian bergabung (merging).

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x