Ia meminta dokter memeriksa statusnya dan memastikan bahwa alat swab diambil sepenuhnya dan bahwa tidak ada perdarahan atau kesulitan bernapas.
Tetapi perawat mengatakan dokter tidak ada dan meminta ibu dari anak itu untuk menunggu.
Pada jam 9 pagi, bocah itu kehilangan kesadaran, dan staf medis menemukan bahwa ia tidak bernapas dan melakukan CPR.
“Saya kemudian datang ke rumah sakit dan meminta dokter spesialis untuk datang. Dia melakukan X-ray yang menunjukkan bahwa ada penyumbatan saluran napas di salah satu paru-paru, menurut ahli radiologi," tambahnya.
Baca Juga: Hasil Rekaman CCTV Pembunuhan Editor Metro TV Buram, Polisi: Ada Alat Khusus yang Bisa Bikin Terang
Al-Joufan berkata ketika kondisi anak itu memburuk, ia meminta agar ponakannya dipindahkan ke rumah sakit spesialis di Riyadh untuk menyelamatkan hidupnya.
Permintaan itu disetujui lebih awal, tetapi mereka harus tetap menunggu ambulans yang tidak kunjung datang hingga satu jam kemudian.
Namun sayangnya, anak itu meninggal sebelum dibawa ke rumah sakit di Riyadh.
Baca Juga: Pegawai Positif Covid-19 Meninggal Dunia, Kantor TVRI Sumatera Selatan Terapkan Lockdown
Mosaed mengajukan formulir yang meminta penyelidikan tentang penyebab kematian anak yang tak terduga itu dan prosedurnya diikuti ketika staf medis menangani kasus keponakannya.