Sebut Dunia dalam Kekacauan, PBB Gemakan Pendekatan Global untuk Atasi Pandemi Covid-19

- 26 Juni 2020, 13:07 WIB
SEKRETARIS Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan bahwa krisis global pandemi virus corona menjadi yang terparah sejak terjadinya Perang Dunia Kedua (PD II).*
SEKRETARIS Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan bahwa krisis global pandemi virus corona menjadi yang terparah sejak terjadinya Perang Dunia Kedua (PD II).* /AFP/Khaled Desouki

Dan dukungannya untuk mengembangkan vaksin, dan upayanya sendiri pada bulan Maret untuk menghasilkan gencatan senjata di berbagai zona konflik untuk memperlambat penyebaran virus, menggarisbawahi nilai dari pendekatan multilateral lembaga berusia 75 tahun itu.

Piagam PBB ditandatangani di San Francisco pada 26 Juni 1945 pada akhir Perang Dunia II dan mulai berlaku empat bulan kemudian.

Baca Juga: Sidang Perceraian Digelar Secara Virtual, Zumi Zola Pasrah Terima Nasib

Di antara orang-orang di banyak negara, respons terhadap pandemi telah mengikis kepercayaan mereka pada lembaga dan lembaga politik, kata Guterres.

Pandemi tersebut telah memunculkan "ketidaksetaraan yang parah dan sistemik," dan para pemimpin dunia perlu mengakui nilai kerja sama global untuk mengatasi krisis ini dan lainnya, krisis yang tidak dapat diprediksi.

"Ketika kita menandai Hari Piagam dan melihat ke depan, kita harus membayangkan kembali cara negara bekerja sama. Kita perlu membangun kembali dengan lebih baik dengan masyarakat dan ekonomi yang lebih berkelanjutan, inklusif, setara gender," ujarnya.

Baca Juga: Bisa Picu Perang, Tiongkok Minta Jepang Menolak Jadi Tuan Rumah Rudal Amerika

Prioritas yang ditunjukkan oleh pandemi Covid-19, katanya, adalah memastikan akses universal ke layanan kesehatan, memperketat ikatan antara manusia dan negara, dan memikirkan kembali ekonomi global untuk mengurangi ketidaksetaraan.

Guterres mengatakan dia berharap bahwa lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB - Amerika Serikat, Cina, Rusia, Prancis dan Inggris - akan dapat bertemu pada bulan September untuk meredakan konflik.

"Tidak ada yang menggantikan kontak pribadi, diplomasi pribadi ... yang dapat menghasilkan empati, konsensus, perasaan bersama untuk bekerja bersama," kata Guterres.***

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x