"Oleh karena itu, kami memperkirakan bahwa selama perang yang dilakukan oleh orang-orang barbar Rusia melawan Ukraina, mungkin hingga 50.000 cetacea telah mati, yang benar-benar mengerikan bagi ekosistem laut," tulis Ivan Rusev.
Dia menambahkan bahwa lumba-lumba lainnya juga ditemukan mati di negara lain.
"Saya hanya pernah melihat lumba-lumba hidung botol yang hidup, tetapi itu adalah kasus yang sangat langka. Juga tidak ada informasi bahwa lumba-lumba mati ditemukan di suatu tempat di pantai Laut Hitam atau di negara-negara Laut Hitam lainnya," tambahnya.
Baca Juga: Sinematografer Sekuel Joker Optimis Lady Gaga akan Mampu Ciptakan Kegilaan Harley Quinn
Namun, para ilmuwan baru-baru ini menemukan sisa-sisa lumba-lumba mati di pantai di Taman Alam Nasional Tuzly Lagoons, dekat Lebedivka (Odesa Oblast).
Lumba-lumba tersebut diperkirakan tak bernyawa bukan akibat dari predator dalam laut.
“Kami sekali lagi menemukan sisa-sisa lumba-lumba mati di bagian gundukan pasir yang tidak dapat diakses oleh anjing dan serigala liar, di dekat tebing tinggi. Di sana lumba-lumba mengering, tetapi tidak dirusak oleh predator," ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa ini bukan lumba-lumba lainnya yang mati karena musim panas, hanya sisa dari akibat perang Rusia.
"Mempertimbangkan bahwa ini hanya sisa-sisa, kita dapat mengatakan bahwa hewan itu mungkin mati di tengah musim panas, ketika Ruscist secara aktif bergerak di sekitar laut dan menggunakan sonar," tegasnya.