Tak Suka Kebijakan Washington yang Merugikan, Korut Ancam Kacaukan Hubungan Trump dan Kim Jong Un

- 12 Juni 2020, 16:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan  pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.*
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.* //ANTARA/Reuters/Kevin L.

PR TASIKMALAYA - Korea Utara ancam tak akan mempertahankan hubungan pribadi antara pemimpin Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump.

Hal itu akan terjadi jika Washington tetap berpegang pada kebijakan yang menciptakan permusuhan.

Kebijakan AS membuktikan Washington tetap menjadi ancaman jangka panjang bagi negara Korea Utara dan rakyatnya.

Baca Juga: Dituduh Selalu Kacaukan Hubungan Bilateral Kanada-Tiongkok, AS Disebut sebagai 'Pembuat Masalah'

Sementara itu, Korea Utara akan mengembangkan pasukan militer yang lebih andal untuk menghadapi ancaman tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Ri Son Gwon dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita negara KCNA.

Dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, Trump dan Kim bertukar penghinaan dan ancaman selama 2017.

Hal itu terjadi ketika Korea Utara membuat kemajuan besar dalam program nuklir lalu Amerika Serikat merespons dengan memimpin upaya internasional untuk memperketat sanksi.

Baca Juga: Pemilik Restoran Thailand Dihukum 1.446 Tahun Penjara atas Kasus Penipuan Voucher Makanan

Hubungan meningkat secara signifikan di sekitar KTT Singapura pada Juni 2018, pertama kalinya presiden Amerika Serikat bertemu dengan pemimpin Korea Utara, tetapi hasil yang keluar dari pertemuan itu tidak jelas secara spesifik.

Kemudian KTT kedua pada Februari 2019 di Vietnam gagal mencapai kesepakatan karena konflik atas seruan AS agar Korea Utara sepenuhnya menyerahkan senjata nuklirnya, dan Korea Utara menuntut bantuan sanksi cepat.

Ri mengatakan dalam retrospeksi pemerintahan Trump tampaknya hanya berfokus pada mencetak poin-poin politik sambil berusaha mengisolasi dan mencekik Korea Utara, serta mengancamnya dengan serangan nuklir preemptive dan perubahan rezim.

"Kami tidak akan pernah lagi memberikan kepala eksekutif AS hal yang akan digunakan untuk pencapaian tanpa ada balasan. Tidak ada yang lebih munafik daripada janji kosong," ujarnya.

Baca Juga: Bahas Kesenjangan Keadilan, Trump: Amerika adalah Orang Baik dan Berbudi Luhur

Departemen Luar Negeri AS dan Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar atas hal ini.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan kepada kantor berita Korea Selatan Yonhap bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk berdialog dengan Korea Utara, dan terbuka untuk pendekatan yang fleksibel dalam mencapai kesepakatan yang seimbang.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x