Tak Hanya di AS, Demonstrasi Kematian George Floyd Merebak ke Eropa

- 1 Juni 2020, 20:15 WIB
PARA pengunjuk rasa berkumpul di sekitar kantor polisi Minneapolis yang terbakar saat demonstrasi setelah seorang polisi kulit putih tertangkap video amatir menekan lututnya ke leher pria Afrika-Amerika George Floyd, yang kemudian meninggal di sebuah rumah sakit, di Minneapolis , Minnesota, AS, 28 Mei 2020.*
PARA pengunjuk rasa berkumpul di sekitar kantor polisi Minneapolis yang terbakar saat demonstrasi setelah seorang polisi kulit putih tertangkap video amatir menekan lututnya ke leher pria Afrika-Amerika George Floyd, yang kemudian meninggal di sebuah rumah sakit, di Minneapolis , Minnesota, AS, 28 Mei 2020.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Protes terhadap kematian George Floyd (46), pria kulit hitam Amerika di Minneapolis semakin meluas tak hanya di Negeri Paman Sam.

Ratusan orang di London dan Berlin juga turun ke jalan pada hari Minggu, 31 Mei 2020 dalam solidaritas terhadap demonstasi sekaligus protes nasional yang terjadi di AS selama beberapa hari ini.

Isu rasial menyeruak dan para demonstran menuntut keadilan atas kematian pria tanpa senjata yang tewas di kaki polisi kulit putih di Minneapolis. 

Baca Juga: Kabupaten Tasikmalaya Mulai Terapkan AKB, Ketua DPRD Minta Semua Pihak Tetap Waspada

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, pada Senin, 1 Juni 2020, gelombang protes di Amerika Serikat terus membesar dan tak terkendalikan. Para demonstran bahkan bertingkah liar dan brutal.

Protes dan aksi turun ke jalan itu berubah menjadi kekerasan ketika demonstran memblokir lalu lintas, membakar dan bentrok dengan polisi anti huru hara. Beberapa di antaranya menembakkan gas air mata dan peluru plastik dalam upaya untuk memulihkan ketertiban.

Berdasarkan laporan pemeriksa medis, George Floyd dinyatakan meninggal karena masalah jantung dan ada kombinasi efek minuman keras dalam tubuhnya juga perlakuan ketika dia ditahan oleh petugas kemungkinan berkontribusi pada kematiannya.

Baca Juga: Dwi Sasono Jadi Tersangka Kasus Narkoba, Lukman Sardi: Be Strong Bro! Lo Sangat Baik Buat Gue

Laporan lengkap oleh pemeriksa medis daerah belum dirilis. Tetapi pengaduan menyatakan bahwa pemeriksaan post-mortem tidak menemukan bukti 'asfiksia traumatis atau pencekikan'.

Laporan itu mengatakan, Derek Chauvin, polisi kulit putih berlutut di leher Floyd selama delapan menit dan 46 detik. Hampir tiga menit setelah Floyd menjadi tidak responsif.

Hampir dua menit sebelum dia mengangkat lututnya, petugas lainnya memeriksa denyut nadi tangan kanan Floyd dan mereka tidak dapat menemukannya. Dia dibawa ke Pusat Medis Hennepin dengan ambulans dan dinyatakan meninggal sekitar satu jam kemudian pada hari Senin, 25 Mei 2020.

Baca Juga: Rencana Tiongkok Terbongkar, Usaha Kuasai Laut Cina Selatan Disebut Sudah Ada Sejak Tahun 2010

Chauvin pun telah ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan seorang pria kulit hitam tak bersenjata dalam tahanan. Dia dan tiga petugas lainnya juga telah dipecat dari posisinya sebagai polisi.

Penangkapan Floyd berawal dari petugas polisi mencurigai Floyd menggunakan uang kertas $20 palsu dan polisi berusaha memasukkannya ke dalam kendaraan polisi. Kerika Floyd jatuh ke tanah, ia memberitahu para polisi bahwa ia merasa sesak nafas. Menurut polisi, ia secara fisik melawan petugas dan diborgol.

Video kejadian tidak menunjukkan bagaimana konfrontasi dimulai. Namun, seorang perwira kulit putih dapat dilihat dengan lututnya di leher  Floyd, menjepitnya ke bawah. Floyd terdengar mengatakan "tolong, aku tidak bisa bernapas" dan "jangan bunuh aku".

Baca Juga: Tandai Peningkatan ke Fase Lebih Aktif, NASA Temukan Semburan Flare Matahari Terbesar Sejak 2017

Seorang mantan pemilik klub malam setempat mengatakan, Chauvin dan Floyd pernah bekerja sebagai penjaga di tempatnya di Minneapolis selatan hingga tahun lalu. Meskipun tidak jelas apakah mereka saling kenal.

Atas kejadian yang menimpa Floyd, Jaksa Wilayah Hennepin, Mike Freeman mengatakan Chauvin didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua.

Freeman mengatakan akan memproses kasus ini secepatnya setelah bukti telah diberikan kepadanya.

"Sejauh ini, kasus ini yang tercepat yang pernah kami tuntut dari seorang polisi," katanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Teten Masduki Dikabarkan Bantu PKI Sediakan Kantornya Jadi Tempat Rapat, Faktanya Berbeda

Menurut pengaduan, Chauvin bertindak dengan 'pikiran bejat, tanpa memperhatikan kehidupan manusia'. Apa yang dilakukannya kemudian menuai kecaman dan menyebabkan gelombang protes di seluruh penjuru AS.

Berdasarkan kejadian tersebut, di Gedung Putih pada hari Jumat, Presiden Donald Trump menyebut insiden itu 'hal yang mengerikan' dan ia mengatakan telah berbicara dengan keluarga Floyd, yang ia sebut sebagai 'orang-orang hebat'.

Trump mengatakan dia telah meminta departemen kehakiman untuk mempercepat penyelidikan yang diumumkan pada hari Jumat ke apakah ada hukum hak-hak sipil dilanggar dalam kematian Floyd.

Baca Juga: Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Seorang Peramal Sempat Sebut Virus Corona akan Segera Berakhir

"Para penjarah tidak seharusnya dibiarkan menenggelamkan suara-suara dari begitu banyak pemrotes yang damai," ujar Trump.

Meninggalnya pia berkulit hitam itu tentunya meninggalkan duka untuk sanak keluarga. Keluarga Floyd dan pengacara mereka, Benjamin Crump, mengatakan bahwa penangkapan para pelaku itu 'disambut tapi terlambat'.

Keluarga mengatakan mereka menginginkan dakwaan pembunuhan tingkat pertama yang lebih serius serta penangkapan para perwira lain yang terlibat dalam kematian Floyd.

Baca Juga: Disebut Pergi untuk Magang, Pangeran Belgia Terpapar Covid-19 Usai Pulang dari Sebuah Pesta

Pernyataan itu menyerukan agar kota mengubah kebijakannya, dengan mengatakan: "Hari ini, keluarga George Floyd harus menjelaskan kepada anak-anaknya mengapa ayah mereka dieksekusi oleh polisi melalui video."

Mantan Presiden AS Barack Obama juga menimbang kejadian tersebut, menyebutnya bahwa hal tersebut adalah peristiwa yang tidak 'normal' terjadi di Amerika pada tahun 2020.

"Jika kita ingin anak-anak kita tumbuh di negara yang hidup sesuai dengan cita-cita tertingginya, kita dapat dan harus menjadi lebih baik," ujar Obama.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x