Kembali Kritik Terkait Covid-19, Trump: Tiongkok Lakukan Pembunuhan Massal di Seluruh Dunia

- 21 Mei 2020, 17:05 WIB
Donald Trump.
Donald Trump. //New York Post

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu, 20 Mei 2020 kembali mengecam Tiongkok atas pandemi Covid-19.

Kali ini orang nomor satu di Amerika Serikat itu menyalahkan Beijing atas 'pembunuhan massal di seluruh dunia'.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia, melalui cuitannya di Twitter, Trump kembali menyampaikan kritiknya yang merujuk pada 'wacko in China', yang merupakan retorika terbaru dari Gedung Putih, di mana Trump membuat serangan terhadap Beijing sebagai pusat dari upaya pemilihan ulang November.

Baca Juga: Sarah Keihl Lelang Keperawanan Rp 2 Miliar, Netizen Ramai-ramai Tanggapi dengan Candaan

"Itu adalah 'ketidakmampuan China', dan tidak ada yang lain, yang melakukan pembunuhan massal di seluruh dunia ini," tulis Trump dalam akun Twitter miliknya @realDonaldTrump.

Virus ini pertama kali muncul di Kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 lalu, kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.

Virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19 telah menewaskan lebih dari 323.000 orang dan memicu kerusakan ekonomi yang sangat besar di setiap sektor.

Baca Juga: Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri Geledah Rumah Mewah Terduga Teroris di Kota Tasikmalaya

Trump awalnya mengecilkan keseriusan ancaman dan mengatakan berulang kali bahwa Tiongkok sedang menangani wabah.

Namun kemudian, Trump berpaling dan menyalahkan Tiongkok karena membiarkan penyebaran internasional.

Gedung Putih juga telah menyarankan, tanpa menawarkan bukti sejauh ini, bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium dan secara tidak sengaja dirilis.

Baca Juga: Ogah Diisolasi ke Wisma Atlet, Pasien Positif Covid-19 yang Nekat Mudik ke Tasikmalaya Dievakuasi

Trump telah membuat ancaman balasan yang berulang tetapi tidak jelas terhadap saingan utama ekonomi AS.

Dia juga mengancam akan menghentikan pendanaan AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas apa yang dia katakan adalah bantuannya kepada Tiongkok dalam menutupi tingkat penyebarannya.

Keretakan diplomatik dengan cepat terbuka setelah Trump merayakan gencatan senjata dalam perang dagangnya dengan Tiongkok dan muncul setelah berbulan-bulan pujian yang efusif untuk timpalannya dari Tiongkok, Xi Jinping.

Baca Juga: Update Virus Corona di Kota Tasikmalaya 21 Mei 2020: Pasien Positif Covid-19 Mencapai 46 Orang

Kemarahan merebak di Tiongkok, di mana juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian sebelumnya sebelumnya memprovokasi kemarahan Washington dengan mepromosikan teori konspirasi bahwa virus pertama kali dibawa ke Tiongkok oleh militer AS.

Mendorong kembali kritik Trump dari WHO, Zhao pada Rabu menyoroti apa yang disebutnya 'banyak kesalahan dan celah di pihak AS, kebohongan dan desas-desus mereka'.

"AS tampaknya telah lupa bahwa di masa lalu, para pemimpin AS telah berulang kali dan secara terbuka memuji kerja anti-epidemi Tongkok," kata Zhao.

Baca Juga: Siap Hadapi New Normal, LIPI: Vaksin Corona Tidak akan Ditemukan dalam Waktu Dekat

Zhao kemudian menyalahkan para poltisi AS yang ingin mengubah kesalahan tetapi tidak bisa menghilangkannya.

Selama panggilan telepon dengan Perdana Menteri Banladesh Sheikh Hasina, Xi juga nampaknya melakukan pemogokan di Amerika Serikat.

Menurut laporan kantor berita negara Xinhua, Xi menekankan bahwa Tiongkok menentang tindakan yang mengganggu kerja sama anti-epidemi internasional dan membahayakan upaya dunia, terutama negara-negara berkembang untuk memerangi pandemi.

Baca Juga: Respon Gelombang PHK, BPJAMSOSTEK Terbitkan Prosedur Pencairan Jaminan Hari Tua Sederhana

"Tiongkok bersedia untuk terus bekerja dengan komunitas internasional, termasuk Bangladesh, untuk mendukung peran kepemimpinan WHO, mempromosikan kerja sama pencegahan dan pengendalian bersama internasional, dan menjaga keamanan kesehatan masyarakat global," kata Xi.

Tetapi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada konferensi pers pada Rabu bahwa krisis Covid-19 telah mengakhiri ilusi AS tentang hubungan dekat dengan Tiongkok, mengatakan "kami sangat meremehkan sejauh mana Beijing secara ideologis dan politis bermusuhan dengan negara-negara bebas."

Pompeo, sekutu dekat Trump, mengatakan Tiongkok dipimpin oleh 'rezim otoriter yang brutal'.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah BKN Rilis Surat Pengangkatan Pegawai Honorer yang Mengabdi Lama? Simak Faktanya

Pompeo mengatakan, tanggapan Partai Komunis Tiongkok terhadap wabah Covid-19 di Wuhan telah mempercepat pemahamannya yang lebih realistis tentang Komunis Tiongkok.

"Hari ini, ketika kita semua duduk di sini pagi ini, Beijing terus menolak akses penyelidik ke fasilitas yang relevan, untuk menahan sampel virus hidup, untuk menyensor diskusi tentang pandemi di Tiongkok dan masih banyak lagi," ujarnya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x