Presiden Taiwan Tolak Pemerintahan Beijing, Tiongkok: Reunifikasi Tidak Bisa Dihindari

- 20 Mei 2020, 19:40 WIB
REPUBLIK Rakyat Tiongkok (RRT) terus mengganggu langkah Taiwan membantu negara lain mengatasi virus corona COVID-19.*
REPUBLIK Rakyat Tiongkok (RRT) terus mengganggu langkah Taiwan membantu negara lain mengatasi virus corona COVID-19.* /kolase pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Taiwan tidak dapat menerima menjadi bagian dari Tiongkok di bawah tawaran 'satu negara, dua sistem' untuk otonomnya.

Presiden Tsai Ing-wen menolak dengan tegas klaim kedaulatan Tiongkok dan kemungkinan mengatur panggung untuk memburuk hubungan.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, Tiongkok menjawab bahwa reunifikasi atau 'penyatuan kembali' tidak bisa dihindari dan tidak akan pernah mentolerir kemerdekaan Taiwan.

Baca Juga: Covid-19 Timbulkan Banyak Gejala Baru, Peneliti Sebut Wanita Muda Lebih Rentan Alami Anosmia

Dalam pidatonya setelah dilantik untuk masa jabatan keduanya, Tsai mengatakan hubungan antara Taiwan dan Tiongkok telah mencapai titik balik historis.

"Kedua belah pihak memiliki kewajiban untuk menemukan cara hidup berdampingan dalam jangka panjang dan mencegah intensifikasi antagonisme dan perbedaan," katanya.

Tsai dan Partai Progresif Demokratiknya memenangkan pemilihan presiden dan parlemen Januari dengan tanah longsor, bersumpah untuk membela Tiongkok yang mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan mengatakan akan dibawa di bawah kendali Beijing dengan kekuatan jika diperlukan.

Baca Juga: Mengenal Dita Karang, Idol K-Pop Asal Indonesia yang Debut di Girl Grup Secret Number

"Di sini, saya ingin mengulangi kata-kata perdamaian, paritas, demokrasi, dan dialog. Kami tidak akan menerima otoritas Beijing menggunakan satu negara, dua sistem untuk menurunkan peringkat Taiwan dan merusak status quo lintas-selat. Kami berdiri teguh dengan prinsip ini," kata Tsai.

Tiongkok menggunakan kebijakan satu negara dua sistem, yang seharusnya menjamin otonomi tingkat tinggi, untuk menjalankan bekas jajahan Inggris Hong Kong, yang kembali ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997.

Tiongkok telah menawarkannya ke Taiwan, meskipun semua partai-partai besar Taiwan telah menolaknya.

Baca Juga: Produktif saat Pandemi, Himacita Bagi-bagi Takjil ke Masyarakat Cikalong

Kantor Urusan Taiwan Tiongkok, menanggapi Tsai, mengatakan Beijing akan tetap berpegang pada satu negara dua sistem, yang merupakan prinsip sentral kebijakan Taiwan Presiden Tiongkok Xi Jinping, juga tidak meninggalkan ruang untuk kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan.

"Reunifikasi adalah suatu keniscayaan sejarah peremajaan besar bangsa Tiongkok. Kami memiliki kemauan kuat, keyakinan penuh, dan kemampuan yang memadai untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilaya," ujarnya.

Tiongkok memandang Tsai sebagai separatis yang bertekad pada kemerdekaan formal untuk Taiwan.

Baca Juga: Penentuan 1 Syawal, Kemenag Kabupaten Tasikmalaya Bakal Pantau Hilal di Pantai Karangtaulan Cikalong

Tsai mengatakan Taiwan adalah negara merdeka yang disebut Republik Tiongkok, nama resminya, dan tidak ingin menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok yang diperintah oleh Beijing.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x