Baca Juga: Ratu Elizabeth II Alami Masalah Kesehatan dan Skandal Keluarga, Disebut Sering Hubungi Ahli Waris
Di hari yang sama, staf administrasi Presiden Joe Biden juga sempat mengirimkan kabar langsung kepada Presiden Volodymyr Zelenskyy. Kabar berisi peringatan soal Rusia yang diyakini bakal segera menduduki Ukraina dalam kurun waktu 48 jam.
Kabar dari badan intelijen Amerika Serikat ini malah mendapatkan respon kelewat santai dari sang Presiden Ukraina. Respon santai ini muncul lantaran sudah ketiga kalinya ibu kota Ukraina dilaporkan bakal segera diduduki Rusia.
Pemerintah Ukraina juga bisa sedikit bersantai lantaran yakin bahwa Rusia tidak memiliki cukup dana untuk membiarkan pasukan mereka terus berjaga di perbatasan.
Sementara itu, berdasarkan laporan badan intel Amerika Serikat (AS) diketahui perihal rencana penyerangan Presiden Putin yang dibagi ke dalam dua bagian.
Baca Juga: 5 Fakta Ayu Aulia, Sayat Tangan karena Zikri Daulay Selingkuh hingga Isu Dipaksa Aborsi
Bagian pertama yang disebut sebagai serangan perdamaian sudah diberangkat ke bagian timur Donbas pada Senin, 21 Februari 2022. Sementara tim kedua akan datang dari Belarus untuk lansung menggempur Kyiv.
Adapun serangan yang bakal dilancarkan pada Jumat malam, 25 Februari 2022, yaitu serangan cyber yang diikuti dengan serangan bawah tanah.
Serangan cyber sebelumnya diyakini sudah terjadi pada Rabu malam, 23 Februari 2022, di mana yang ditargetkan adalah sejumlah situs resmi lembaga pemerintahan Ukraina.
Sementara itu, prediksi badan intel AS seputar diluncurkannya serangan cyber dan bawah tanah pada Jumat malam belum tentu terjadi lantaran bisa saja ada perubahan dalam rencana Presiden Rusia Vladimir Putin soal bagaimana dirinya akan menduduki Ukraina.***