Network
PR TASIKMALAYA - Presiden Rusia Vladimir Putin sejak kemarin, 23 Februari 2022, telah resmi meluncurkan ‘operasi militer khusus’ ke negara tetangga, Ukraina.
Dilaporkan bahwa ‘operasi militer khusus’ yang diluncurkan Presiden Vladimir Putin langsung dari Kremlin, Rusia termasuk gempuran roket ke wilayah Ukraina yang sudah melewati daerah Donetsk dan Lugansk.
Donetsk dan Lugansk, dua wilayah timur dari Ukraina sendiri dipercaya harus digempur tentara Rusia gegara Presiden Vladimir Putin mempercayai adanya organisasi pemberontak di sana.
Akan tetapi per hari ini, 24 Februari 2022, malah dilaporkan adanya suara ledakan dahsyat di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Baca Juga: Meghan Markle Disebut Tak Akan Pernah Dekat dengan Camilla, Ikuti Sikap Dingin Pangeran Harry
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman The Sun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada dini hari waktu Indonesia menjelaskan bahwa dirinya telah gagal berbicara dengan Presiden Putin.
Kegagalan itu terjadi lantaran Presiden Putin menolak berbicara dengannya tepat di menit-menit terakhir sebelum ledakan di Kyiv terjadi. Serangan ke Kyiv sendiri diyakini pemerintah Ukraina sebagai pernyataan perang dari Rusia.
Presiden Volodymyr Zelenskyy juga menjelaskan ada sekitar 200 ribu tentara Rusia yang per tanggal 24 Februari 2022 waktu Indonesia, sudah menduduki perbatasan Ukraina tanpa izin.
Menanggapi serangan Rusia terhadap Ukraina yang bergedok aksi menertibkan organisasi pemberontak ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden hanya bisa menyampaikan turut prihatin serta mendoakan keselamatan warga Ukraina pada Rabu malam, 23 Februari 2022.
