Mereka juga memperkirakan kasus seperti ini akan muncul lebih banyak nantinnya. Selain itu, mereka juga melaporkan dari 30.000 huruf asam ribonukleat (RNA) yang ada dalam virus ini, 81 huruf di antaranya telah menghilang.
Baca Juga: Cek Fakta: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Sebut Nonton Film Biru sambil Rancap Nikmat, Ini Faktanya
Kepala Peneliti, Dr. Efrem mengatakan protein-protein ini terkandung di sana tidak hanya untuk ditiru, tetapi untuk membantu meningkatkan virulensi dan menekan sistem kekebalan tubuh.
Hal itu akan berkembang dengan bentuk virus yang lebih lemah pada fase akhir pandemi.
"Itu berkembang dengan bentuk yang lebih dilemahkan pada fase akhir epidemi," ujar Dr. Afrem kepada Express.
Baca Juga: Berpotensi Ditolak Hukum California, Elon Musk dan Sang Istri Beri Nama Anak X Æ A-12 Musk
Belakangan diketahui, berita ini muncul setelah Inggris (UK) menyalip Italia dengan jumlah terinfeksi dan kematian terbanyak di Eropa. Tercatat lebih dari 32.000 meninggal dunia tercatat sejak awal menyerangnya pandmei corona di Eropa.
Sementara itu, sejumlah negara di dunia masih melaporkan kenaikan angka terinfeksi hingga mencapai 3.687.773 orang, diantaranya 1.220.664 dinyatakan sembuh, kemudian 255.142 orang telah meregang nyawa.***