Fasilitas di Bandara Pyongyang Dikaitkan dengan Program Rudal Korea Utara

- 6 Mei 2020, 19:45 WIB
RUDAL balistik antarbenua (ICBM) didorong melewati mimbar bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya selama parade militer yang menandai peringatan kelahiran ke-105 ayah pendiri negara Kim Il Sung, di Pyongyang 15 April 2017.*
RUDAL balistik antarbenua (ICBM) didorong melewati mimbar bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya selama parade militer yang menandai peringatan kelahiran ke-105 ayah pendiri negara Kim Il Sung, di Pyongyang 15 April 2017.* //Damir Sagolj/REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah fasilitas baru di dekat Bandara Internasional Pyongyang dikaitkan dengan program rudal balistik Korea Utara yang berkembang.

Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) mengutip citra satelit komersial yang dikatakannya menunjukkan fasilitas dan struktur bawah tanah terdekat.

Dikabarkan fasilitas tersebut memiliki kapasitas untuk mengakomodasi rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar di Korea Utara yang diyakini para ahli mampu menyerang di mana pun di Amerika Serikat.

Baca Juga: Sempat Ditolak Lapas karena Positif, Tahanan Kasus Miras Negatif di Rapid Test Kedua

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, fasilitas ini telah dibangun sejak tahun 2016, mencakup sejumlah fitur penting, termasuk terminal kereta api tertutup yang luar biasa besar dan bangunan yang dihubungkan oleh akses drive-through.

Fasilitas ini juga relatif dekat dengan pabrik komponen rudal balistik di daerah Pyongyang.

"Secara keseluruhan, karakteristik ini menunjukkan bahwa fasilitas ini kemungkinan dirancang untuk mendukung operasi rudal balistik," menurut laporan itu.

Baca Juga: Hubungan Kian Memanas, Pengamat: Militer Tiongkok Siap Hadapi Provokasi AS Usai Pandemi

Kedutaan Korea Utara di Beijing tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar atas laporan tersebut.

Namun, ketika ditanya tentang laporan itu pada briefing reguler di Seoul pada Rabu, seorang juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan tidak pantas untuk berkomentar.

Negosiasi yang bertujuan membongkar program nuklir dan rudal Korea Utara terhenti setelah pertemuan tingkat kerja dengan Amerika Serikat runtuh tahun lalu.

Baca Juga: Mobil Aksi Prank Bantuan Isi Sampah Berhasil Diamankan, Pelaku Masih Diburu Polisi

Pada 2018, Korea Utara mengatakan menutup situs uji coba nuklir Punggye-ri, dan tahun lalu pihaknya menawarkan untuk membongkar kompleks nuklirnya di Yongbyon.

Penutupan tersebut dilakukan dengan imbalan pencabutan lima resolusi utama PBB selama pertemuan puncak yang gagal antara pemimpin Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di Vietnam.

Tetapi para ahli dan pejabat AS mengatakan dengan tidak adanya kesepakatan denuklirisasi, Korea Utara terus memperluas gudang senjata nuklir dan rudal balistiknya.

Baca Juga: Ahli IT Dunia Sebut Anak-anak Lebih Sering Online Saat Pandemi, Berikut Penjelasannya

Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara juga memperingatkan akan memikirkan kembali moratorium yang diberlakukan sendiri atas uji coba senjata nuklir dan peluncuran ICBM.

Terletak di sudut barat daya Bandara Internasional Pyongyang - sekitar 17 km (10 mil) barat laut ibukota Korea Utara - fasilitas Sil-li mencakup sekitar 442.300 meter persegi (4,76 juta kaki persegi), menurut CSIS.

"Sebuah bangunan teluk tinggi di dalam fasilitas itu cukup besar untuk menampung rudal balistik antarbenua Hwasong-15 yang ditinggikan dan, oleh karena itu, keseluruhan varian rudal balistik Korea Utara yang diketahui.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Balitbangtan Lakukan Riset Tanaman Eucalyptus Sebagai Antivirus

"Fasilitas ini telah dibangun di sebelah fasilitas bawah tanah yang ukurannya kemungkinan juga cukup besar untuk dengan mudah mengakomodasi semua rudal balistik Korea Utara yang diketahui dan peluncur serta kendaraan pendukungnya," berdasarkan laporan tersebut.

Bangunan-bangunan itu dihubungkan oleh jaringan jalan luas yang bisa membantu memindahkan truk besar dan peluncur rudal balistik, kata laporan itu.

Korea Utara dan Korea Selatan pada hari Sabtu bertukar tembakan di sekitar pos penjaga pedesaan atau demiliterisasi, yang meningkatkan ketegangan sehari setelah media pemerintah Korea Utara menunjukkan Kim mengunjungi sebuah pabrik.

 Baca Juga: Hasil Rapid Tes Positif Covid-19, Satu Tahanan Titipan Ditolak Lapas Kelas IIB Tasikmalaya

Korea Utara meluncurkan beberapa rudal jelajah anti-kapal jarak pendek ke laut dan jet Sukhoi menembakkan rudal udara-ke-permukaan pada 14 April.***

 

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah