Trump Ancam Tarif Baru untuk Tiongkok sebagai Tindakan Balasan atas Virus Corona

- 2 Mei 2020, 11:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump.*
Presiden Amerika Serikat Donald Trump.* //New York Post

PIKIRAN RAKYAT - Pada Kamis, 30 April 2020, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru bagi Tiongkok.

Tak hanya itu, Trump juga mengatakan bahwa perjanjian perdagangan dengan Tiongkok kini menjadi kepentingan kedua bagi pandemi Covid-19.

Retorika Trump yang tajam terhadap Tiongkok mencerminkan rasa frustasinya yang semakin besar dengan Beijing atas Pandemi, dimana puluhan ribu orang di Amerika Serikat harus meregang nyawa.

Baca Juga: Demi Patuhi Social Distancing, Pria Putus Sekolah Ciptakan Motor dengan Jok Berjauhan

Tak hanya itu, pandemi juga memicu kontraksi ekonomi dan mengancam peluangnya untuk terpilih kembali dalam ajang pemilihan presiden pada November mendatang.

Dua pejabat Amerika Serikat anonim mengungkapkan sejumlah pilihan terhadap Tiongkok sedang dibahas, tetapi memperingatkan bahwa upaya-upaya itu masih dalam tahap awal.

Namun, rekomendasi belum mencapai tingkat tim keamanan nasional puncak atau presiden Trump.

Baca Juga: Soal Kim Jong Un, Beredar Video Kematian di Kalangan Warga Korea Utara

"Ada diskusi mengenai seberapa sulit untuk menghantam Tiongkok dan bagaimana mengkalibrasi dengan benar," ujar salah satu sumber yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Trump menjelaskan bahwa kekhawatirannya tentang peran Tiongkok dalam asal-usul dan penyebaran virus Corona jenis baru menjadi prioritas untuk saat ini, daripada upayanya untuk membangun perjanjian perdagangan awal dengan Beijing yang telah lama mendominasi hubungannya dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

“Kami menandatangani kesepakatan perdagangan di mana mereka seharusnya membeli, dan mereka sebenarnya sudah banyak membeli. Tapi itu sekarang menjadi sekunder dari apa yang terjadi dengan virus. Situasi virus tidak dapat diterima," ujar Trump kepada wartawan.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Makan Porsi Banyak Ketika Sahur dapat Tunda Lapar Lebih Lama

Sementara itu, The Washington Post mengutip dua orang yang memiliki pengetahuan tentang diskusi internal tentang gagasan untuk membatalkan secara masif, di mana sebagian utang AS yang dipegang Tiongkok sebagai cara untuk menyerang Beijing karena dianggap kekurangan dalam kejujurannya pada pandemi Covid-19.

Namun, penasihat ekonomoni utama Trump membantah laporan tersebut.

 Ya, saya bisa melakukannya secara berbeda. Saya dapat melakukan hal yang sama, tetapi bahkan untuk lebih banyak uang dengan hanya mengenakan tarif. Jadi saya tidak perlu melakukan itu," ujar Trump ketika ditanya mengenai menghentikan pembayaran kewajiban utangnya sebagai cara menghukum Beijing.

Baca Juga: Demi Patuhi Social Distancing, Pria Putus Sekolah Ciptakan Motor dengan Jok Berjauhan

Trump menandatangani kesepakatan dagang fase pertama bernilai miliaran dolar dengan Tiongkok pada Januari 2020.

Dimana ia memangkas beberapa tarif AS atas barang-barang hina sebagai imbalan atas janji Tiongkok untuk membeli lebih banyak produk pertanian, energi dan barang-barang manufaktur dari AS dan mengatasi beberapa keluhan AS tentang praktik hak kekayaan intelektual.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x