Sementara itu, sebagai upaya menghentikan penyebaran virus yang dikhawatirkan semakin meluas, Kosovo telah menutup perbatasannya dan menutup semua sekolah, penerbangan, bar dan restoran.
Pemerintah memperbolehkan supermarket dan apotek untuk tetap buka.
Terkait perselisihan di atas, menurut Perdana Menteri Kosovo, dirinya tidak memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat disebabkan karena dengan menyatakan keadaan darurat akan menempatkan pasukan di jalan-jalan untuk menjaga ketertiban.
Hal ini tentu akan memberikan lebih banyak kekuasaan kepada presiden.
Isa Mustafa, kepala Liga Demokratik Kosovo (LDK) dan seorang mitra dalam koalisi yang berkuasa, mengkritik langkah perdana menteri dan mengatakan pemerintah bisa gagal jika menteri yang dipecat itu tidak dikembalikan pada jabatannya di akhir minggu.
Mustafa, yang partainya juga didukung Veliu, juga membuat kebijakan penghapusan tarif 100% untuk semua impor Serbia sebagai syarat keberlanjutan partainya dalam koalisi.
"Keputusan unilateral oleh perdana menteri berbahaya, tidak dapat diterima dan akan menyebabkan kegagalan koalisi," tulis Mustafa di Facebook.
Mustafa mendesak perdana menteri untuk membatalkan keputusannya untuk memecat Veliu dan mengambil keputusan untuk menghapuskan tarif (atas impor Serbia) pada akhir minggu ini.